Singaraja, koranbuleleng.com| Puluhan warga yang bermukim di Dusun Kaje Kauh, Desa Sudaji, Buleleng hingga saat ini belum tersentuh penerangan listrik. Ini sudah terjadi selama 10 tahun dan mereka belum bisa menikmati. Sejumlah warga setempat mengaku pengajuan pemasangan sambungan listrik ke pihak PLN sudah dilakukan namun sampai saat ini belum terealisasi.
Menurut catatan pihak aparat dusun setempat, Dari jumlah keseluruhan 491 KK yang ada di dusun tersebut sekitar 35 KK menjalani kehidupan keseharian tanpa listrik. Untuk mendapatkan penerangan pada malam hari, warga hanya mengandalkan satu lampu untuk satu rumah. Tidak ada televisi dan barang elektronik lainnya.
Mereka yang mempunyai sedikit uang dan jaraknya bisa dibentangi kabel, terpaksa menempel listrik dengan membentangkan kabel puluhan meter dari rumah-rumah yang telah teraliri listrik. Itu pun kekuatannya sangat kecil hanya satu atau dua lampu 10 watt. Sementara yang rumahnya benar-benar tidak terjangkau, hanya menggunakan lampu teplok setiap harinya.
Menurut Kepala Dusun Kaje Kauh, Desa Sudaji, Mangku Merta, menjelaskan kondisi tersebut sebenarnya sudah dilaporkan ke pemerintahan Desa Sudaji dan telah disampaikan ke PLN untuk meminta pemasangan jaringan listrik. Pihak desa sudah dua kali mengupayakan pengajuan jaringan listrik, yakni dua tahun lalu dan terakhir lima bulan yang lalu.
“Mereka yang terisolir listrik ini, berada di kawasan Jalan menuju lingkungan Yeh Mampeh, Sanda dan Kupang tempat bermukim warga yang tak teraliri listrik memang rusak, hanya mampu dilalui kendaraan roda dua saja karena letaknya berada agak di pedalaman. Entahlah, apa alasan infrastruktur itu yang membuat PLN enggan memasang jaringan, kami juga kurang tahu. Yang jelas, sudah dua kali kami upayakan pengajuan listrik ke pihak PLN dengan berbekal surat rekomendasi dari Kepala Desa Sudaji. Pertama kali dua tahun silam dan sekitar lima bulan yang lalu. Pernah juga sebanyak 18 KK di dusun ini pernah mengajukan ke PLN secara mandiri. Kita hanya meminta pemasangan 900 watt sesuai kemampuan ekonomi yang dimiliki oleh warga. Namun hal itu sampai sekarang tak kunjung terealisasi,” jelas Mangku Merta.
Salah satu rumah warga, Gede Sukranada mengatakan dirinya bersama warga lainnya sudah mengalami kondisi terisolir seperti ini selama hampir 10 tahun. Sukranada bersama keluarganya hanya menggunakan lampu teplok setiap harinya.
Sehari-hari, Sukranada tidak pernah menonton televiie kecuali saat keluar dari wilayah tempat tinggalnya menuju rumah kerabatnya yang sudah teraliri listrik. “Hampir puluhan tahun kami tak mendapatkan aliran listrik. Setiap hari kampung kami sulit mendapatkan informasi dan seperti terisolasi,” terang Gede Sukranada, Kamis 11 Agustus 2016.
Kondisi yang sama juga dialami oleh keluarga Luh Serki, rumah yang dijadikannya sebagai tempat berteduh, tampak gelap gulita, nyaris tanpa penerangan sedikitpun. Baginya penerangan listrik hanya sebuah impian.
“Biasa menggunakan lampu teplok sebagai alat penerangan, kami keluarga miskin, penghasilan kami pas-pasan, hanya cukup untuk makan sehari-hari saja, hanya mimpi bisa menikmati listrik,” ucap Luh Serki.
Perbekel Sudaji, Komang Sudiarta, ketika dikonfirmasi membenarkan pengakuan beberapa warganya tersebut. Puluhan KK di dusun Kaje Kauh memang belum tersentuh jaringan listrik. Bukan tanpa usaha, beberapa kali pemerintah Desa Sudaji telah melakukan kordinasi dengan pihak PLN Singaraja untuk mengupayakan penyaluran listrik. Hanya saja, kami terbentur pembiayaan dan itu tidak mampu dijangkau oleh masyarakat sebab diantaranya merupakan keluarga miskin.
“Kami saat ini terus melakukan kordinasi agar warga tersebut bisa tersentuh jaringan listrik, sayang kami terbentur anggaran. Dari teknisi PLN yang pernah mengadakan survey di lokasi, kami mendapatkan kabar bahwa butuh 19 unit tiang yang harus dipasang, dan pembiayaannya per KWH dikenakan biaya sekitar Rp. 2,5 juta dengan daya 1300 Watt namun warga tidak sanggunp membiayai jaringan itu dengan nominal yang ditentukan,” terang Perbekel Komang Sudiarta
Dia pun berharap, kepada Pemerintah dan pihak PLN untuk membangun jaringan listrik baru di wilayah itu, agar warga bisa menikmati penerangan listrik.
Sementara ditempat terpisah, Anggota DPRD Buleleng, Luh Sri Seniwi berjanji akan segera menindaklanjuti keluhan warga dusun Kaje Kauh Desa Sudaji dan memperjuangkan hal tersebut. Menurutnya, listrik merupakan kebutuhan utama bagi setiap warga, tidak terkecuali bagi warga di Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng.
“Karena saya berasal dari Dapil Kecamatan Sawan, tentunya saya segera akan memperjuangkan apa yang menjadi kebutuhan warga saya, apalagi listrik merupakan salah satu kebutuhan utama untuk warga dusun Kaje Kauh,” kata Sri Seniwi kepada koranbuleleng.com. |NH|