Singaraja, koranbuleleng.com| Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng segera akan melakukan pendataan dan penilaian terhadap saluran air perkotaan. Pendataan dan penilaian ini dilakukan untuk mencari saluran-saluran air yang tidak berfungsi, dipersempit, atau terjad sedimentasi yang selama ini memicu banjir perkotaan.
Banjir beberapa waktu lalu yang merendam sejumlah sudut kota Singaraja, salah satu pemicunya adalah tidak berfungsinya saluran air. Maka dariitu, BPBD akan melakukan pendataan secara keseluruhan. Sejauh ini, baru tiga titik yang dideteksi pihak BPBD Buleleng, yakni di jalan Pulau Bali, Jalan Komodo, dan Jalan Pulau Lombok serta Jalan Ahmad Yani.
Saluran di jalan Ahmad Yani tepatnya di depan sebuah dealer sepeda motor dibongkar oleh BPBD karena saluran air ini tidak berfungsi karena sebelumnya dipersempit. BPBD Buleleng pun mengambil tindakan tegas dengan membongkar gorong-gorong tersebut dengan menggunakan alat berat
BPBD sebenarnya sudah mulai membongkar gorong-gorong itu sejak rabu, 4 April 2018. Namun karena tebalnya beton dan keterbatasan alat, pembongkaran kembali dilanjutkan pada Kamis, 5 April 2018 dengan menggunakan alat berat.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Made Subur menjelaskan, selain saluran gorong-gorong di Jalan Amhad Yani Singaraja, pihaknya akan terus melakukan pendataan dan penilaian terhadap seluruh saluran air yang ada di Kabupaten Buleleng. Pendataan itu dilakukan untuk mengetahui saluran mana saja yang mengalami penyempitan, hingga mengakibatkan banjir.
Itu akan dilakukan bersama Balai Wilayah Sungai Bali, Dinas PU, Dinas Pertanian hingga kelompok subak. Sehingga kedepan, ancaman banjir yang berpotensi terjadi setiap hujan deras tiba bisa diminimalisir.
“Kita akan eksekusi, kita bongkar dan dikembalikan ke ukuran semula. Karena jika hujan deras asti terjadi banjir dengan kondisi saluran seperti ini. Yang kita hindari kerugian yang sangat parah,” Jelasnya.
Selain berencana untuk mengembalikan ukuran saluran air yang mengalami penyempitan, BPBD Buleleng juga akan melakukan pengerukan terhadap sedimentasi. Pasalnya, perubahan ukuran saluran air yang terjadi selama ini, selain karena penyempitan yang dilakukan secara sengaja oleh oknum, juga karena tebalnya sedimentasi pada sejumlah saluran air. |RM|