Singaraja, koranbuleleng.com| Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI telah menetapkan kerajinan tenun songket Desa Pakraman Bratan Samayaji sebagai Warisan Budaya Nasional. Setelah ini, Songket Bratan yang memiliki khas pada motifnya itu akan diajukan ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan Dunia.
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng Gede Komang menjelaskan, penetapan Kerajinan Tenun Kain Songket Bratan Samayaji sebagai Warisan Budaya nasional telah diketahui awal pekan lalu. rencananya, sertifikat pengakuan akan diserahkan di Jakarta oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Rabu, 10 Oktober 2018 mendatang.
Setelah penetapan ditingkat Nasional, Kemendikbud juga akan mengajukan SOngket Bratan kepada UNESCO untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia.
“Kementerian juga akan mengusulkan ke UNESCO, agar dapat diakui sebagai warisan budaya dunia. Rencananya diajukan bulan November,” Ujarnya.
Mantan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng ini menegaskan jika penetapan kerajinan tenun songket Bratan Samayaji sebagai Warisan Budaya Nasional memang pantas. Terlebih lagi selama ini, SOngket Bratan memang diketahui memiliki keunikan, salah satunya motif. Karena motifnya hanya berkembang di Bratan dan sulit untuk ditiru.
Keunggulan lainnya adalah, tenunan songket lebih rapat, sehingga kain tenun ini memiliki usia yang panjang dan bisa bertahan selama puluhan tahun. Dengan adanya penetapan ini, Dinas Kebudayaan akan terus memberikan dukungan agar keberadaan hasil tenun songket ini tidak punah. Apalagi informasinya, keberadaan alat tenun songket di Desa Pakraman Bratan Samayaji sudah semakin langka.
“Jangan sampai setelah jadi warisan budaya, justru alatnya hilang, perajin nggak ada, modal sulit. Jadi pemerintah harus hadir memberikan daya dukung dan bimbingan pada perajin,” tegasnya. |RM|