Singaraja, koranbuleleng.com| Padepokan Seni Dwi Mekar dan Sanggar Seni Santhi Budaya SIngaraja tampil membuka pagelaran Utsawa Merdangga Gong Kebyar Sangar Seni Kabupaten Buleleng tahun 2018. Penampilan kedua Sanggar ini mampu memukau penontn yang memadati Wantilan Puri Seni Sasana Budaya Singaraja Senin, 17 Desember 2018.
Utsawa Merdangga Gong kebyar tahun ini melibatkan enam Sanggar di Buleleng. Walaupun dalam bentuk parade, rasa kompetisi masih terasa dalam pagelaran tahunan ini. Hal itu sudah terlihat saat Padepokan Seni Dwi Mekar dengan Sanggar Santhi Budaya tampil pada hari pertama.
Kedua sanggar ini memang sudah memiliki nama tenar dan diketahui memiliki penggemar masing-masing. Pertemuan mebarung sanggar ini tampil untuk kedua kalinya, setelah sebelumnya sempat mebarung dalam gelaran Buleleng Festival beberapa tahun lalu.
Dalam pertemuan senin malam, Padepokan Seni Dwi Mekar tampil dengan membawakan tabuh kekebyaran dauh enjung. Seperti Tabuh Kreasi Darmanggala, Tari Palawakya Dauh Enjung, serta Tari Kreasi Ki Baru Semang. Sementara Sanggar Santhi Budaya tampil dengan langgam kekebyaran dangin enjung. Seperti Tari Trunajaya, Tabuh Kreasi Solah Gasal, dan Tari Purwaka Santhi.
Pertemuan kedua sanggar itu juga memantik antusiasme warga. Penonton rela berdesak-desakan menyaksikan pagelaran kedua sanggar itu. Sorak sorai pun terdengar dari pendukung masing-masing sanggar.
Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Komang tidak menampik jika pertemuan kedua sanggar itu memang gambaran dari rivalitas antara kesenian dangin enjung dan dauh enjung. Menurutnya, rivalitas gaya kekebyaran ini, memang berhasil menciptakan semangat berkesenian para seniman. Ia bahkan memiliki rencana untuk membangkitkan kembali gaya kekebyaran dua wilayah tersebut.
“Nanti kami akan buat konsep mebarung antara dauh enjung dengan dangin enjung. Bagaimana ada sebuah pertandingan di sana, sehingga budaya Bali Utara itu benar-benar bangkit,” ujarnya.
Pelaksanaan Utsawa Merdangga Gong Kebyar Sanggar Seni di Kabupaten Buleleng tahun 2018 melibatkan enam sanggar. Yakni Padepokan Seni Dwi Mekar, Sanggar Seni Santhi Budaya, Sanggar Seni Gita Sunari, Sanggar Seni Anglocita Suara, Sanggar Seni Wahyu Samara Santi, dan Sanggar Seni Suara Mustika. Walaupun digelar parade, namun Dinas Kebudayaan memberikan syarat yang wajib diikuti, yakni setiap anggota sanggar atau penabuh, tidak diperbolehkan tampil pada sanggar yang berbeda yang terlibat dalam Utsawa. |RM|