Singaraja, koranbuleleng.com | Kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) punya peran penting memajukan dunia olahraga. Teknologi yang semakin canggih, memungkinkan secara luas untuk melakukan analisa dan identifikasi kesehatan fisik atlet. Pada akhirnya, Iptek ini diklaim sebagai pintu masuk untuk penggemblengan mental, yang selama ini menjadi pintu kelemahan atlet ketika bertanding.
KONI Buleleng salah satu lembaga yang mempercayakan tentang analisa dan identifikasi kesehatan fisik atlet menggunakan basis iptek bekerjasama dengan Ganesha Sport Center (GSC), Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha).
Selain KONI Buleleng, Ganesha Sport Center juga sudah bekerjasama dengan beberapa KONI di Bali dengan maksud yang sama. GSC melakukan tes kesehatan fisik atlet dmenggunakan peralatan dengan basis teknologi terkini.
Ketua Ganesha Sport Center FOK Undiksha, Iwan Swadesi mengatakan GSC sudah melakukan tes fisik bagi atlet Buleleng untuk persiapan menghadapi Porprov Bali ke-14. Tes fisik diberlakukan sangat ketat dengan menggunakan peralatan yang serba digital untuk mengetahui kualitas kesehatan fisik atlet.
“Hasil dari tes fisik ini sebagai data yang absolut untuk layak atau tidak atlet diberangkatkan dalam kondisi fisik yang bagus,” ujar Iwan saat Jumpa pers KONI Buleleng menghadapi Porprov Bali ke-14 di area Kantor KONI Buleleng, Jumat 15 Februari 2019.
Dari hasil tes fisik tersebut, atlet yang yang belum masuk level standar harus dibina. Hasil tes ini tidak main-main karena semua sudah terukur, katanya.
Di Buleleng, ada 772 atlet yang sudah menjalani tes fisik gelombang pertama di medio Januari 2019. Jumlah itu masih sebagai tim bayangan karena tes fisik tahap kedua masih harus dilaksankan untuk menentukan tim definitif sebanyak 525 orang.
“20 persen sudah bisa diberangkatkan, namun 80 persen masih kita pertanyakan lagi. Perlu data konkrit untuk memeriksa dan menganalisa berdasarkan basis iptek ini,” tambah Iwan.
Iwan menyebut kecanggihan dunia iptek saat ini menjadi cikal bakal dan regenerasi atlet di masa datang. Dalam setiap tes fisik yang digelar oleh GSC, ada 16 item tes, masing-masing memiliki ciri dan karakternya.
“Jika fisik sudah diketahui bagus, maka selanjutnya tinggal membina mental atletnya,” ujar Iwan.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Buleleng, Nyoman Artha Widnyana menyatakan Buleleng sangat selektif menjaring atlet-atlet demi mencapai prestasi. Target KONI Buleleng dalam Porprov Bali ke-14 masuk dalam ranking tiga besar di Bali.
“Ini realistis, saya tidak suka yang asal bapak senang,” tegas Artha.
Karena itu, seleksi atlet melalui tes fisik dilakukan dengan ketat bekerjasama dengan GSC sebagai lembaga yang ahli dalam pengembangan sumber daya keolahragaan.
Menurut Artha, ini bagian dari pola penerapan sport science sebagai terobosan untuk meningkatkan prestasi atlet di Buleleng.
“Disitu ada sarana dan prasarana yang diperlukan untuk meningkatkan atau memicu prestasi atlet,” ujar Artha.
Untuk menghadapi Porprov Bali tahun ini, KONI Buleleng menyelenggarakan tiga tahapan tes fisik. Tes fisik pertama sudah berlangsung 26-27 Januari 2019, tes fisik tahap II akan berlangsung 6 -7 April 2019 sekaligus penetapan tim definitif. Dan tahapan tes fisik tahap III untuk tim definitif akan dilangsungkan pada 6 -7 Juli 2019.
Buleleng menargetkan posisi tiga besar dengan target medali 63 emas, 75 perak dan 86 perunggu. Jumlah cabang olahraga yang diikuti dalam Proprov Bali ke-14 ini yakni 39 cabor dan 2 cabor eksebisi.
Namun Artha meyakinan dari smeua proses yang sudah berjalan dalam upaya meningkatkan prestasi tidak terlepas dari anggaran yang disediakan Pemkab Buleleng untuk menghadapi Porprov Bali ini.
“Secara umum, dana hibah untuk KONI Buleleng terus meningkat. Peningkatan dana hibah ini harus dijawab dengan prestasi yang membanggakan. Prestasi itu parameternya medali juga harus meningkat.’ terang Artha.
Menurut Artha semua itu bagian dari strategi KONI Buleleng untuk meraih prestasi, meliputi dana, fisik, tehnik, strategi dan mental.
Soal dana hibah, anggaran dana hibah dar Pemkab Buleleng kepada KONI Buleleng tahun 2019 meliputi, pertama, dana pembinaan dan sarana Pengkab olahraga sebesar Rp5.005.000.000, kedua, dana persiapan dan kegiatan Porprov Bali XIV tahun 2019 sebesar Rp8.357.082.000 dan ketiga, biaya rutin dan lomba gerak jalan sebesar Rp2.770.300.000. Total dana hibah yang dikelola oleh KONI Buleleng mencapai Rp16.132.382.00. Dana itu diluar anggaran untuk pemberian bonus bagi kontingen.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Gde Dharmaja menyambut baik sinergitas stakeholder keolahragaan di Buleleng dalam memanfaatkan teknologi demi kemajuan olahraga di Buleleng.
Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Disdikpora berkewajiban untuk menyiapkan sarana dan prasarana olahraga agar target-target pencapaian terpenuhi.
“Namun tidak hanya di KONI Buleleng saja yang bergerak, tetapi semua pengkab harus bisa mengidentifikasi potensi, permasalahan secara bersama-sama,” pinta Dharmaja. |NP|