Singaraja, koranbuleleng.com | Tingginya transaksi ekonomi dari dunia pariwisata, tidak harus dinikmati oleh hotel dan restoran berskala besar. Masyarakat umum juga didorong untuk ikut menikmati dan mendorong kemajuan pariwisata melalui bisnis homestay. Bahkan konsep pelayanan terhadap wisatawan bisa lebih luas dari hotel ataupun villa yang selama ini telah berkembang untuk menunjang sarana prasarana akomodasi pariwisata di Buleleng.
Pengelola homestay justru bisa menawarkan konsep the way of life bagi para wisatawan yang menginap, karena biasanya wisatawan yang menginap di homestay memiliki waktu tinggal lebih panjang dari wisatawan yang menginap di hotel ataupun villa kelas mewah.
“Di dalam homestay ini adalah atraksi, ada berbagai macam atraksi kuliner, the way of life dengan memanfaatkan lingkungan sekitar dan budaya yang ada. Melalui homestay ini, perekonomian berbasis masyarakat ini yang paling dominan.” ujar Ketua Buleleng Homestay Association (BUHSA) Nyoman Dini Andiani, setelah pengukuhan Pengurus Asosiasi Buleleng Homstay di Kantor Dinas Pariwisata, Kabupaten Buleleng, Selasa 9 Juli 2019.
Menurut Dini, keberadaan homestay ini sangat urgen. Pariwisata tidak harus dinikmati oleh hotel besar tetpai homestay adalah actor sekaligus operator dalam dunia pariwisata. Sehingga kepentingan untuk membentuk Asosiasi Buleleng Homestay sangat diperlukan. BUHSA sudah dirancang sejak delapan bulan sebelumnya, kedepan harus ada sinergi antar pemilik homestay.
Setelah terbentuk asosiasi ini, kata Dini, ada visi menjadi mitra aktif peemrintah Kabupaten Buleleng dalam membangun community based tourism melalui pengelolaan homestay yang professional dan berkelanjutan.
“Ada beberapa misi dan program yang kita breakdown dengan harapan sinergi ini terus berlangsung. Peranan pentahelix pariwisata itu sangat dibutuhkan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna mengaku mendukung keberadaan homestay yang berkulaitas di Kabupaten Buleleng.
Selama ini, minta masyarakat untuk mengembangkan homestay sangat besar karena masing-masing desa wisata d Buleleng memiliki atraksi yang unik dan khas. Homestay ini juga bisa menggali dan menonjolkan lebih luas atrakasi di masing-masing desa wisata tersebut.
“Pola pikir kami, bagaimana caranya supaya pemberdayaan masyarakat bisa digali lebih dalam melalui pengembangan homestay. Kita bekerja sama,a da 86 DTW da 31 desa wisatadi Buleleng, maka itu harus dimanfaatkan masyarakat melalui pengembagan homestay,” kata Sutrisna.
Sutrisna menjelaskan, ameniti dan aksesbiliti pariwisata terus dikembangkan di Buleleng untuk menunjang dunia pariwisata di Buleleng. Beberapa obyek wisata sudah dikembangkan melalui perbaikan-perbaikan infrastruktur pariwisata. |NP|