Singaraja, koranbuleleng.com| Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan bertekad untuk tidak meluluskan sarjana yang punya bekal keterampilan dan keahlian di sejumlah bidang untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Hasilnya, STAHN Mpu Kuturan akan mencetak kader enterpreuner yang mampu membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua 1 STAHN Mpu Kuturan Singaraja I Gede Mahardika, saat membuka kegiatan Ramah Tamah (Ratam) Jurusan Dharma Duta di Monumen Bhuwana Kerta, Desa Panji Kecamatan Sukasada Minggu, 15 September 2019. Menurutnya, Perguruan Tinggi merupakan lembaga formal yang diharapkan dapat melahirkan tenaga kerja kompeten yang siap menghadapi industri kerja yang kian berkembang seiring dengan kemajuan teknologi.
Apalagi saat ini, tantangan Perguruan Tinggi di era revolusi industri 4.0 menuntut dunia pendidikan untuk mampu mengembangkan strategi transformasi industri dengan mempertimbangkan sektor sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidangnya.
“Keahlian kerja, kemampuan beradaptasi dan pola pikir yang dinamis menjadi tantangan, dan ini pun sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi saat mahasiswa melaksanakan Pembelajaran, Penelitian, dan Pengabdian masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Jurusan Dharma Duta STAHN Mpu Kuturan Singaraja I Made Sedana mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan STAHN Mpu Kuturan untuk menghadapi revolusi industry 4.0 adalah menyiapkan SDM dan Tenaga Pengajar yang mumpuni.
“Potensi SDM dan dosen muda jadi modal bagi STAHN Mpu Kuturan kedepan untuk berinovasi dalam pembelajaran dan menjawab tantangan era sekarang yang terus berubah dengan cepat,” ujarnya.
Disisi lain, terkait dengan kegiatan Ramat Tamah Jurusan Dharma Duta, Made Sedana menyebut jika kegiatan ini adalah bagian dari pengintegrasian semua komponen dalam kampus. Dimana dari kegiatan ini terjalin komunikasi yang baik untuk orientasi kegiatan dijurusan dan prodi.
“Implementasi pokok dari kegiatan ini, membiasakan membaur, karena mahasiswa dituntut untuk berbaur. Karena selain menjadi komunitas akademis, mahasiswa dituntut melakukan pengabdian masyarakat dan merangsang mereka untuk peduli social dan lingkungan,” jelasnya.
Selain memberikan arahan terkait perkuliahan di tahun ajaran baru 2019, Ratam kali ini diisi juga terkait sosialisasi dan literasi mengenai sampah plastik. Mahasiswa didorong menjadi agen perubahan yang bijak dalam penggunaan sampah plastik. Mulai dari langkah preventif hingga solutif. |RM|