Singaraja, koranbuleleng.com| Empat orang pejabat tinggi di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak menjalani karantina untuk observasi antisipasi penularan virus corona. Keempat warga Tiongkok tiba di Bali 1 Februari 2020 lalu.
Informasinya, keempat warga Tiongkok masing-masing Peresiden Direktur (Presdir) dan Istrinya, Direktur Operasional, serta Direktur Tehnik. Kabarnya keempatnya tiba di Bali setelah sebelumya pulang ke Negara Tiongkok dalam rangka merayakan Hari Raya Imlek bersama dengan 52 karyawan PLTU lainnya.
Saat tiba di Bandara Ngurah Rai, keempat orang ini pun disebutkan lolos pendeteksi suhu badan (thermo scaner). Namun demi pencegahaan, keempatnya tetap dalam pengawasan tim medis hingga 14 hari kedepan sejak diobservasi. Namun sejauh ini, lokasi keempat petinggi PLTU menjalani oberservasi masih dirahasiakan.
Vice Manager General Affair Departemen PT General Energy Bali (GEB), Indrianti Tanu Tanto dikonfirmasi via telepon membenarkan keempat petinggi tersebut sedang menjalani observasi. Langkah tersebut, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan pemerintah guna mengantisipasi wabah virus corana. Keempatnya sebenarnya sudah melakukan general check up di sebuah Rumah Sakit Swasta di Bali, dan dinyatakan tidak terpapar virus corona.
Menurut Indri, observasi terhadap keempat petinggi tersebut telah dilakukan sejak mereka masuk Bali pada tanggal 1 Februari, hingga 14 hari kedepan. Selama masa observasi, keempat petinggi tersebut belum bisa bekerja di PLTU.
“Sesuai petunjuk dan prosedur, masa inkubasi virus itu kan 3-14 hari, jadi observasinya sampai 14 hari kedepan,” ujarnya.
Disisi lain, Indri menyebut jika pihaknya telah melakukan upaya antisipasi wabah virus corana di lingkungan kerja areal PLTU sejak wabah tersebut merebak di Cina. Kini seluruh karyawan di PLTU diwajibkan memakai masker, dan cek kesehatan rutin. Disamping itu, secara rutin dilakukan penyemprotan disinsfektan setiap dua kali seminggu, terhadap ruang perkantoran dan mes karyawan.
“Sebelum bekerja, semua karyawan di cek, bila ada suhu badannya 37 derajat celcius, yang bersangkutan sudah tidak diizinkan bekerja. Mereka harus istirahat. Sejauh ini, belum ada, semuanya sehat-sehat saja,” jelasnya.
Untuk diketahui, PLTU Celukan Bawang sendiri tercatat memiliki karyawan asal Cina sebanyak 162 orang. Saat perayaan Hari Raya Imlek, puluhan karyawan termasuk para petinggi perusahaan bertolak ke cina. Hanya saja 52 karyawan lainnya masih tertahan di Cina, menyusul larangan pergi ke luar negeri dari Negara Cina. Sampai saat ini, pihak perusahaan belum bisa memastikan kapan puluhan karyawannya itu akan kembali ke Buleleng. |RM|