Singaraja, koranbuleleng.com| Warga di Kecamatan Seririt, sempat heboh dan resah karena ada salah seorang pasien di Rumah Sakit Pratama (RSP) Tangguwisia di Kecamatan Seririt meningal diduga terjangkit COVID 19. Padahal sejauh ini, hal itu belum terbukti. Pihak rumah sakit juga tidak mengambil sampel swab pasien tersebut.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng yang juga Sekda Buleleng Gede Suyasa menjelaskan ketika diperiksa secara media, memang ada gangguan pada organ paru-paru. Saat melakukan cek meids, tim medis memang telah menggunakan APD untuk menghindari dan mengantisipasi jika pasien tersebut menderita COVID 19. Namun dari hasil rapid tes terhadap keluarga pasien terdekat, hasilnya dinyatakan negatif.
“Saat diperiksa memang ada gangguan di paru-parunya. Belum satu jam pasien di rumah sakit, sudah meninggal. Belum diberikan terapi sudah meninggal. Diduga ada gejala ke arah covid, namun itu bukan berdasarkan hasil lab. Sehingga penanganan dan proses penguburannya menggunakan protokol covid 19,” jelas Suyasa.
Setelah kejadian itu, kemudian dilakukan pelacakan terhadap orang-orang yang sempat melakukan kontak erat dengan pasien. Dan diketahui ada enam orang yang diketahui dan telah dilakukan rapid test. Hasilnya diketahui negative. Namun demikian, Pemkab tetap meminta kepada enam orang itu untuk mengisolasi diri di rumah sampai 14 hari.
“Akurasi rapid test itu 70 sampai 85 persen. Kendati saat ini hasilnya negatif, enam orang yang sempat kontan dengan pasien itu akan kami tes lagi minggu depan untuk benar-benar memastikan mereka terbebas dari virus corona,” imbuh Suyasa.
Pasien tersebut diketahui berjenis kelamin perempuan itu dan bekerja di Denpasar. Hingga kemudian, pasien itu pulang ke kampung halama karena mengalami demam pada minggu, 15 Maret 2020. Berselang seminggu, kondisinya justru semakin memburuk dan kemudian memutuskan untuk memeriksakan diri ke RSP Tangguwisia.
Saat diperiksa tim medis, diketahui jika pasien mengalami demam mencapai 37.2 derajat celcius. Hanya saja, pihak RSP meminta pasien beristirahat di rumah. Karena tidak kunjung membaik, pihak keluarga akhirnya kembali melarikan dia ke RSP Tangguwisia Seririt pada Senin malam.
Ketika sudah meninggal, jenazah wanita itu langsung dibawa ke setra desa tempat asalnya, menggunakan mobil ambulan dan langsung di kuburkan. Sopir yang mengantarkan jenazah itu juga mengenakan APD. Proses penguburan juga disaksikan oleh pihak keluarga, aparat desa, kepolisian, koramil, dan anggota gugus covid dari kecamatan dan kabupaten. |RM|