Mantan Kepala Desa Giri Emas, Shanti Arsana merintis produksi minuman wine tingkat rumah tangga karena potensi buah anggur di Buleleng sangat bagus |FOTO : Alit Kertaraharja|
Singaraja, koranbuleleng.com | ANGGUR Buleleng sempat booming pada jamannya, Namun seiring banyaknya penyakit yang menyerang tanaman merambat ini, serta harga yang tidak stabil dan biaya produksi di tingkat pertanian yang semakin meninggi, kebutuhan buah Anggur dikesampingkan di pasaran. Lambat laun banyak petani anggur memfungsikan kembali lahannya ke tanaman palawija.
Meksipun demikian, anggur di Bumi Panji Sakti ini masih menjadi primadona. Bahkan banyak diburu sebagai bahan baku produksi minuman wine.
Shanti Arsana, salah seorang pembuat minuman wine skala rumah tangga (home industry) dari Banjar Dangin Yeh, Desa Giri Emas, Sawan – Buleleng, Bali. Dia mengatakan pihaknya tidak kesulitan mendapat bahan baku, karena selalu tersedia meskipun dia mengakui fluktuasi harga sering naik turun.
‘’Kalau bahan baku buah anggur tidak masalah, masih banyak tersedia, cuma paska panennya belum maksimal. Kadang hanya dijual langsung ke pasaran, sementara harga buah anggur kadang anjlok. Ini solusi, kita rintis produk wine rumahan dulu,’’ kata Shanti, pria yang juga mantan Perbekel Desa Giri Emas.
Keahlian membuat wine Buleleng ditekuninya sejak sepuluh tahun lalu, tapi hanya untuk konsumsi sendiri atau teman-temannya. Keahliannya inipun dia dapatkan bukan praktik langsung tapi dari membaca, melihat di internet, sharing dengan teman.
Hasilnya bisa dikatakan sukses, karena bisa dinikmati dan masyarakat penikmat wine suka. ‘’Karena saat mereka mencoba, mereka suka bahkan mendukung apa yang saya lakukan.’’katanya.
Keahliannya membuat wine secara tradisional ini akhirnya ditekuni beberapa tahun terakhir ini. Sebelum pandemi COViD 19 ini muncul, per bulan bisa menghabiskan 200 kilogram anggur – namun kini menurun sampai 120 kilogram per bulan. ‘’Pengaruhnya kuat sekali, daya beli masyarakat menurun drastis di era pandemi COVID 19,’’ katanya.
Alasan Shanti Arsana memproduksi anggur tidak terlepas dari ketertarikannya terhadap minuman yang multi manfaat ini. Katanya anggur atau wine salah satu minuman yang memiliki manfaat yang sangat bagus bila dikonsumsi sesuai aturan.
‘’Bahannya dari buah, jadi banyak kandungan vitamin yang ada di dalamnya. Disamping juga untuk menghangatkan badan. Bila tahu cara mengkonsumsinya baik dan benar akan membawa manfaat bagus untuk tubuh,’’jelasnya lagi,
Pengolahannyapun dilakukan secara tradisonal dengan mempergunakan peralatan apa adanya. ‘’Semua prosesnya sangat tradisional, mulai mencuci anggur biar bersih, mengambil sari anggur dan lain-lain dikerjakan sendiri.’’jelas Shanti.
Dia menjelaskan proses pembuatan anggur sedikit rumit, untuk sampai penyimpanan atau proses dibutuhkan proses 3 hari.
Pertama membuat starter, kemudian adonan, pencampuran dan setelah 3 hari baru disimpan untuk proses permentasi. Untuk hasil kualitas produksi lebih baik, Shanti Arsana, 50 tahun, baru mendistribusikan setelah 1 bulan.
‘’Sebenarnya 2 minggu sudah bisa dipanen, tapi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik saya distribusikan minimal berumur 1 bulan. Sifat anggur atau wine ini semakin lama disimpan semakin enak, tidak ada istilah busuk, makanya ada istilah keuntungan yang tertunda.’’katanya.
Mengomentari tentang potensi Buleleng terhadap pertanian, menurutnya Buleleng sangat potensi. Banyak macam buah-buahan bisa dikembangkan di Buleleng.
Contohnya anggur, bilamana ada perhatian serius, petani anggur bisa dibangkitkan kembali. Demikian juga petani-petanu buah lainnya. Harapannya kedepan dengan situasi New Normal ini bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat atau petani bisa menghasilkan berbagai macam produksi pertanian unggulan.
Saat ini Shanti sendiri akan mencoba mengembangkan wine dari Kopi. Dari berbagai referensi dan sharing dengan ahlinya, wine kopi sangat bagus. ‘’saya akan mencoba, sudah saya persiapkan mudah-mudahan berhasil,’’ujarya lagi.
Shanti Arsana menjelaskan pandemic CoViD 19 benar-benar berpengaruh besar terhadap merubah tatanan kehidupan masyarakat dunia. Yang sangat dirasakan adalah pengaruh ekonomi. Shanti disamping mulai memproduksi anggur juga memiliki usaha meubelair dan sebagai tenaga pengajar di sekolah swasta. Kondisi saat ini sangat dirasakan, penurunan daya beli masyarakat begitu tajam.
‘’Sangat memprihatinkan, banyak yang kehilangan pekerjaan, activitas terbatas. Begitu juga tidak dengan anak-anak pelajar, belajarnya tidak maksimal , pergaulan sisial mereka terbatas.’’katanya, Khusus untuk dunia usaha harapan Shanti yang juga aktiv di salah satu partai politik ini semua harus sabar, melakukan terobosan terobosan baru dan tetap mengikuti protocol kesehatan.
Pewarta : Alit Kertaraharja
Editor : Putu Nova A.Putra