Gede Artawan |FOTO : EDY NURDIANTORO|
Singaraja, koranbuleleng.com | Barang antik tidak selalu menjadi barang rongsokan yang tak berharga. Barang antik atau kuno bisa menjadi barang istimewa yang bernilai sejarah. Tak hanya itu, barang antik bisa bernilai komersial tinggi dengan mengutamakan keaslian barang tersebut. Ini dibuktikan Gede Artawan, yang hobi mengoleksi barang-barang antik.
Artawan merupakan dosen di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Kesibukannya sebagai dosen, tak menyurutkan niatnya mengumpulkan barang antik yang didapatkan dari berbagai daerah.
Dia juga setia meakukan perawatan untuk barang-barang antik yang berjejer rapi di belakang rumahnya.
Rumahnya yang berada di Jalan Samosir, Singaraja, Buleleng terlihat di semua sudut tersimpan dengan rapi sepeda motor, barang elektronik lama dan mobil jaman dahulu. Sehingga tidak salah kalau Gede Artawan disebut sebagai kolektor dan pecinta barang-barang zaman dulu.
Gede Artawan yang kini berusia 60 tahun menceritakan, bahwa dirinya senang akan barang–barang antik sejak masih muda. Namun mulai tekun untuk mengoleksi barang-barang tersebut ia lakukan sejak tahun 2009.
“Saya gemar barang-barang jadul dan antik sejak masih muda, waktu itu SMA, senang saja kalau ada barang antik dan jadul. Tapi dulu tak sampai koleksi. Ya kadang dijual nanti beli lagi,” ujarnya
Dosen Sastra Undiksha ini menjelaskan, ketertarikan terhadap barang kuno selain karena unik juga karena nilai sejarah dari masing-masing benda yang ia koleksi. Seperti salah satu radio yang diperkirakan dibuat tahun 1929.
Serta satu sepeda motor vespa yang terbuat tahun 1961. Bahkan menurut pengakuannya, koleksi Vespa antiknya pernah ditawar hingga Rp 45 juta.
“Ini tidak hanya sekedar hobi, ini juga ada nilai sejarahnya. Memang sekarang ada barang yang dibuat unik tapi itu nilai sejarahnya kan tidak ada,” sambungnya
Rupa-rupa koleksi dari Gede Artawan seperti jam antik, piring antik, sepeda antik, patung antik hingga batu mulia.
Dibalik kecintaan terhadap barang-barang antik Artawan juga punya hobi merawat dan mengoleksi tanaman bonsai hingga burung-burung dengan suara unik nan nyaring.
“Saya melakukan perawatan sendiri dibantu anak dan istri. Tapi kadang saya suruh orang juga datang kesini buat ikut merawatnya,” ungkap bapak dengan satu anak ini.
Artawan menambahkan, jika barang-barang antik yang ia dapat hingga ke pelosok-pelosok desa. Ia juga mencari barang antik di luar Bali ketika ada kesempatan memberikan seminar.
“Ya kadang kalau habis seminar di luar Bali, pasti saya tanya-tanya dimana ada barang antik. Kalau cocok saya beli bawa pulang” pungkasnya
Pria kelahiran Klungkung, 20 Februari 1959 ini juga dikenal aktif sebagai pembicara dalam kegiatan temu ilmiah di tingkat nasional maupun internasional. Menjadi juri lomba baca tulis dan kegiatan sastra.
Puluhan karya sastra juga ia kumpulan. Tulisan-tulisan ia juga sudah sejak lama tersebar di berbagai media lokal maupun nasional. Sehingga mengantarnya meraih beberapa penghargaan.
Pewarta : Edy Nurdiantoro
Editor : Putu Nova A.Putra