Donor plasma konvalesen |FOTO : Yoga Sariada|
Singaraja, koranbuleleng.com| Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf. Muhammad Windra Lisrianto berharap para penyintas COVID-19 bersedia melakukan donor plasma konvalesen. Plasma konvalesen yang ada di PMI Bali saat ini sudah sangat menipis karena banyaknya kasus terkonfirmasi COVID-19.
Pengobatan dengan plasma konvalesen bisa membantu kesembuhan pasien COVID-19 bergejala berat dan kritis. Bahkan metode ini sudah pernah diujicoba pada salah satu anggota TNI yang positif terpapar COVID-19 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta.
“Plasma konvalesen sangat membantu untuk meningkatkan kesembuhan pasien COVID-19. PMI sudah beberapa kali meminta saya untuk mencarikan penyintas. Namun saat itu anggota kami tidak ada yang sebagai penyintas,” kata Windra, Senin 2 Agustus 2021.
Namun, kata Windra saat ini ada beberapa anggota TNI yang terpapar COVID-19. Ketika mereka sudah sembuh, akan diwajibkan untuk mendonorkan plasma konvalesennya. Selain itu pihaknya juga akan melakukan pendekatan kepada penyintas warga sipil, agar bersedia mendonorkan plasma konvalesennya.
“Beberapa hari belakangan ini, ada beberapa anggota saya yang terpapar, itu akan saya wajibkan nanti mendonorkan plasmanya. Untuk warga sipil Kami kan punya data lengkap by name by address yang melakukan isolasi terpusat. Kami akan lakukan pendekatan, agar setelah sembuh, mereka juga bersedia mendonorkan plasmanya” ujarnya.
Windra juga mengaku dirinya adalah penyintas namun sudah pernah melkaukan donor plasma konvalesen. Saat ini, dia tidak bisa mendonorkan plasma karena syarat mendonorkan plasma hanya boleh dilakukan sebanyak satu kali.
Selain penyintas COVID-19, pendonor plasma juga minimal berusia 17 hingga 50 tahun, belum pernah hamil untuk pendonor berjenis kelamin perempuan, tidak memiliki gejala setelah 14 hari dinyatakan sembuh, berat badan minimal 55 kilogram. Terapi plasma konvalesen biasanya dilakukan di hari ke 0 dan hari kedua setelah dinyatakan positif COVID-19. Dimana untuk satu kali terapi, pasien membutuhkan 200 mili plasma konvalesen.
“Saya sudah pernah mendonorkan plasma satu kali. Dan tidak bisa lagi karena syaratnya hanya sekali,” tutupnya. (Y/NP)