Singaraja, koranbuleleng.com | Pancoran kuno yang terletak di sebelah barat Pasar Buleleng, Kelurahan Paket Agung, Buleleng dibuka untuk wisatawan mulai Selasa 29 Maret 2022. Setelah direstorasi, pancoran tersebut tidak lagi difungsikan untuk pemandian umum. Namun hanya untuk spot kunjungan wisatawan.
Prajuru desa adat bersama Pokdarwis Lila Cita Ulangun akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Dinas Pariwisata Buleleng, mengingat pancoran itu masuk dalam program city tour Kota Singaraja.
“Kami sudah menyiapkan narasi sejarah dari pancoran itu, sehingga Pokdarwis dapat menyampaikannya kepada wisatawan yang berkunjung,” jelasnya.” kata Klian Desa Adat Buleleng, Jro
Dahulu, air yang mengalir di pancoran itu sebelumnya berasal dari kali. Air kali itu masuk lewat pintu yang ada di Pura Desa Adat Buleleng, lalu mengalir ke beberapa kolam yang ada di Puri Gede Buleleng untuk disaring.
Selanjutnya air kali hasil penyaringan itu disalurkan ke pancoran tersebut agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Air kali sudah tercemar, dan kolam yang ada di Puri Gede Buleleng sudah beralih fungsi untuk keindahan taman, maka air kini menggunakan air dari perusahaan air minum,” imbuh Jro Sutrisna
Pancoran Desa ini memiliki sejarah yang panjang. Diperkirakan dibangun pada tahun 1800-an. Saat itu, Raja Karangasem I Gusti Gede Karang membangun istana yang disebut dengan Puri Buleleng.
Setelah kerajaan berdiri, maka dibangun juga pemandian umum untuk masyarakat. Pancoran desa ini diperkirakan mengalami beberapa kali perbaikan, akibat bencana alam. Berdasarkan relief yang ada di Puri Buleleng, renovasi pancoran desa itu diperkirakan terakhir kali dilakukan pada 1933.
Pancoran itu juga sempat terbengkalai bahkan menjadi tempat pembuangan sampah liar. Pada 2020 lalu, prajuru Desa Adat Buleleng memutuskan untuk merestorasi pancoran tersebut, menggunakan dana bansos dari Pemprov Bali.
“Pencoran desa ini merupakan peninggalan sejarah zaman kerajaan ini, kami telah berkomitmen agar ini tetap di lestarikan” pungkasnya. |ET|