Singaraja, koranbuleleng.com| Satu persatu, anak-anak mulai berdatangan ke Kantor Lurah Banyuning yang berlokasi di jalan Pulau Menjangan. Mereka datang dengan menenteng tas yang di dalamnya berisi sampah-sampah plastik.
Sampah plastik itu sengaja dibawa dan dikumpulkan sebagai syarat, untuk ikut dalam kursus Bahasa Inggris dan Bahasa Bali. Setelah menyerahkan sampah itu, mereka kemudian memasuki sebuah ruangan, yang memang disiapkan sebagai tempat bagi anak-anak dalam menerima pelajaran tentang Bahasa Bali dan Bahasa Inggris.
Program ini merupakan kerjasama Bank Sampah Banyuning Bersih dengan UPT Pengembangan Bahasa STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja. Dalam seminggu, Dosen-dosen dari Prodi Pariwisata Budaya dan Prodi Pendidikan Sastra Agama dan Bahasa Bali bersama dengan sejumlah Mahasiswa, memberikan kursus dua kali.
Setiap hari selasa, anak-anak akan mendapatkan pelajaran tentang Bahasa Inggris, sementara di hari kamis mereka akan mendapatkan pelajaran Bahasa Bali. Diawal, kegiatan ini memang kurnag diminati. Anak-anak yang terlibat hanya 10 orang saja. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah yang terlibat terus bertambah. Kini, kursus Bahasa yang berlangsung setiap Pukul 16.00 Wita sampai pukul 18.00 Wita ini sudah diikuti oleh 50 orang lebih.
Kerjasama antara Bank Sampah Banyuning Bersih dengan STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja ini memang bagian dari program kerja Bank Sampah untuk penanggulangan dan pengurangan sampah plastik di Kelurahan Banyuning. Dan yang lebih menarik, anak-anak yang datang membawa sampah plastik, tidak hanya bisa menikmati kursus Bahasa, namun juga di rencanakan akan memiliki tabungan emas.
Sistemnya, sampah-sampah plastik yang telah terkumpul akan dijual, kemudian uang hasil penjualan itu akan ditabung pada tabungan emas di Pegadaian. “Kita sudah mengirimkan proposal sebenarnya ke Pegadaian untuk program itu, tapi memang belum ada tanggapan. Nanti akan kita jajagi lagi, dan mudah-mudahan disambut baik rencana kami ini. Dan kalau memang disetujui, anak-anak nanti akan punya rekening tabungan sendiri-sendiri,” jelas Direktur Utama Bank Sampah banyuning Bersih I Ketut Gede Budiartana.
Pria yang krab disapa Popo Adjuzt ini mengatakan, pihaknya sengaja memilih pemberian kursus Bahasa Bali dan juga Bahasa Inggris kepada anak-anak di Banyuning. Menurutnya, Bahasa Bali sebagai warisan leluhur hatus terus dilestarikan seiring dengan pesatnya perkembangan zaman. Kemudian untuk Bahasa Inggris memang menjadi sesuatu yang wajib untuk dipahami oleh anak-anak, karena Bali memang dikenal sebagai salah satu Destinasi Wisata yang banyak dikunjungi oleh Wisatawan Mancanegara.
“Anak-anak selama ini berkomunikasi dalam lingkungan Keluarga atau lingkungan sekitar lebih banyak menggunakan Bahasa Indonesia, dan itu tidak salah. Tetapi bahasa Bali sebagai warisan leluhur tetap harus dipahami dan dikuasai oleh anak-anak. Kalau bahasa Inggris kita tahu sendiri Bali adalah daerah tujuan WIsata, jadi mereka punya bekal kelak ketika akan terjun ke dunia Pariwisata,” ujarnya.
Strategi krusus Bahasa ini bukan hanya untuk memberikan pendidikan semata, tetapi juga menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan, utamanya pembatasan penggunaan kantong plastik sekali pakai. Karena saat ini, sampah plastik memang menjadi salah satu kekhawatiran seluruh lapisan masyarakat.
Hal itu pula yang mendasari Bank Sampah Banyuning Bersih untuk melakukan upaya penanggulangan dan pengurangan sampah. Salah satu program yang juga tengah berjalan adalah membentuk pilot project penanganan sampah berbasis sumberpada 900 rumah di banyuning Selatan.
“Itu nanti kita akan edukasi masyarakat agar memilah sampah organik dan non organic. Untuk organiknya itu bisa dijadikan kompos, pupuk organik cair dan Eco Enzyme. Sedangkan sampah plastiknya itu bisa ditabung ditabungan emas pegadaian,” pungkas Gede Budiartana.
Sementara itu, Kepala UPT Pengembangan Bahasa STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja Ni Putu Dian Utami Dewi, M.Pd menjelaskan, pemberian kursus Bahasa Inggris dan Bahasa Bali ini memang tindaklanjut dari kerjasama antara Bank Sampah Banyuning Bersih dengan STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja.
“Salah satu bentuk kerjasamanya adalah Pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan kursus ini. Tapi tidak menutup kemungkinan akan ada bentuk kerjasama yang lain juga,” singkatnya. |K-RM|