Singaraja, koranbuleleng.com| Walaupun sedang terik, tak menyurutkan antusias umat Budha di Vihara Giri Manggala, di Desa Alasangker, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, untuk melakukan persembahyangan perayaan Waisak, Senin 16 Maret 2022.
Sebelumnya selama dua tahun tidak digelar persembahyangan bersama untuk menyambut Waisak di Vihara tersebut karena pandemi Covid19. Saat ini tempat ibadah kembali dibuka karena masyarakat juga sudah banyak yang mendapatkan vaksin hingga dosis ketiga.
Waisak 2566 BE di tahun 2022, umat Budha yang datang ke vihara menggunakan pakaian adat Bali. Dengan membawa persembahan berupa buah yang tersusun, dan berisi canang yang terbuat dari janur dan bunga.
“Tahun ini bisa melaksanakan kegiatan seperti ini. Sehingga tradisi yang sudah dibangun dari dulu bisa dilakukan kembali,” kata Ketua Dayaka Sabha Vihara Giri Manggala Gede Riyasa, ditemui usai melakukan persembahyangan bersama.
Riyasa mengatakan, dalam penyambutan detik-detik waisak dilakukan pada pukul 12.13 Wita, dengan persembahyangan bersama di Darmasala. Selanjutnya, penyambutan Waisak juga akan dilakukan pada pukul 16.00 Wita. Berbeda dengan dengan sebelumnya, penyambutan kedua ini dilakukan dengan mengitari Dharamsala sebanyak tiga kali.
“Penyambutan itu sebagai wujud penghormatan kami kepada Budha. Selain itu, dalam penyambutan Waisak kita juga melibatkan masyarakat umum. Seperti donor darah jalan santai, lomba tingkat anak hingga dewasa, dan kerja bakti,”kata dia.
Riyasa menyebut, persembahyangan dengan menggunakan pakaian adat dan persembahan yang identik dengan yang dilakukan umat Hindu Bali. Telah dilakukan secara turun temurun oleh umat Budha di Vihara Giri Manggala.
“Persembahyangan identik dengan hindu, mengingat kami itu bali pribumi jadi ikuti adat istiadat ke Vihara pakai adat Bali, bawa persembahan seperti canang,”ucapnya.
Kini total umat di Vihara yang berdiri sejak tahun 1991 tersebut, sebanyak 106 Kepala Keluarga (KK). Semua umat Budha tersebut merupakan warga Desa Alasangker.
Riyasa menambahkan, toleransi antar umat di Desa Alasangker sudah terjaga sangat baik. Tak jarang umat Hindu, sembahyang ke Vihara saat perayaan Waisak. Begitu pula umat Budha saat, upacara odalan di Pura Kahyangan Tiga desa mereka juga ikut bersembahyang.
“Kalau ada persembahyangan di pura kahyangan tiga umat hindu, biasanya umat disini datang ikut sembahyang sebagai bentuk toleransi. Begitu juga umat Hindu juga biasa datang ke vihara, sembahyang,” kata dia. |YS|