Singaraja, koranbuleleng.com| Siswa dan siswi SMP Negeri Satu Atap 2 Kubutambahan, di Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, mengalami keracunan makanan, setelah mengkonsumsi nasi bungkus dalam acara perpisahan dan kenaikan kelas yang berlangsung Sabtu, 4 Juni 2022. Mereka dibawah ke sejumlah rumah sakit yang ada di Buleleng.
Tercatat, data terakhir hingga Sabtu 4 Mei 2022 pada pukul 23.00 wita, jumlah siswa yang alami keracunan yakni 92 orang. Dari jumlah itu, 15 orang menjalani rawat inap. Mereka dibawa silih berganti ke rumah sakit sejak sore hari hingga malam.
Pantauan koranbuleleng.com, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng, terlihat beberapa siswa IGD dengan menggunakan mobil pribadi milik warga. Mereka sudah terlihat lemas, dan beberapa diantaranya kehilangan kesadaran, sehingga harus dibopong oleh orang tuanya.
Banyaknya jumlah siswa keracunan yang berdatangan ke IGD RSUD Buleleng membuat pihak rumah sakit harus menambah tempat tidur darurat. Karena penuhnya ruangan IGD, beberapa siswa juga terpaksa harus ditempatkan pada selasar dan juga di luar ruang IGD untuk mendapatkan penganan dari pihak medis.
Kepala SMP Negeri Satu Atap 2 Kubutambahan Komang Rupada menjelaskan, sebelum peristiwa terjadi, pihak sekolah memang mengadakan acara perpisahan untuk siswa kelas 9 dan kenaikan kelas 7 dan 8. Dalam acara tersebut, keseluruhan siswa yang berjumlah 161 orang, menyantap nasi bungkus yang sudah disediakan sekolah. Nasi bungkus tersebut di pesan di warung milik warga setempat.
Sekitar pukul 12.30 Wita acara pun usai dan seluruh siswa pulang kerumah. Namun, sekitar pukul 15.00 Wita pihaknya menerima laporan dari orang tua siswa, bahwa anaknya mengalami sakit usai pulang dari sekolah.
“Yang makan kelas 7 sampai 9. Semua dapat nasi. Guru juga dapat. Pesan nasinya kurang lebih 200 bungkus. Guru belum ada (keracunan) padahal isinya sama. Menu waktu perpisahan daging babi dengan mie sambal. Mesen di dekat sekolah. Itu sudah jadi langganan sekolah,” katanya ditemui di RSUD Buleleng.
Rupada mengatakan, awalnya hanya 12 orang siswa yang dilaporkan mengalami keracunan usai acara. Namun setelah beberapa menit kemudian, siswa yang mengalami keracunan makanan kian bertambah. Puluhan siswa yang mengalami keracunan makanan dilarikan ke RS Giri Emas, RSUD Buleleng, dan ke salah satu Klinik di Desa Kubutambahan.
“Pertama dihubungi katanya dibawa ke klinik. Terus dibawa ke RS Pratama Giri Emas. Beberapa menit ada 12 murid yang masuk lagi. Penuh tempatnya. Ada di RSUD juga,” ujarnya.
Salah satu orang tua siswa Nengah Tambun mengatakan, beberapa jam setelah pulang sekolah sekitar pukul 16.00 Wita anaknya mengalami demam tinggi. Sehingga dia membawa anaknya ke Puskesmas Belantih, Kecamatan Kintamani.
“Saat berangkat dari rumah itu demam. di mobil muntah. Teman-temannya juga mengalami hal yang sama. Saya bawa ke Puskesmas Belantih, kemudian ke RSUD Buleleng,” ujarnya ditemui di IGD RSUD Buleleng.
Sementara, Direktur RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha mengatakan, dari beberapa siswa yang ditangani di RSUD Buleleng, ada yang mengalami kasus sedang dan berat. Untuk yang mengalami gejala sedang mereka akan dirawat inapkan. Kemudian, siswa yang mengalami gejala ringan akan dipulangkan setelah dilakukan observasi.
“Beberapa kasus itu ada sedang berat. Mungkin perlu semalam dua malam. Sisanya gejala ringan. Kami sudah minta paramedis yang tadi jaga sore, kami tahan. Ditambah jaga malam. Yang perawat di ruang belakang juga kami panggil. Dokter sudah mencukupi saat ini,” kata Arya.
Disisi lain, Wakil Bupati Buleleng dr I Nyoman Sutjidra yang mendengar peristiwa itu juga langsung mengunjungi para siswa yang mengalami keracunan makanan. Berdasarkan hasil medis yang diterima, Ia menyebut jika semua siswa sudah mendapatkan penanganan yang memadai. Puluhan siswa yang memang sudah dalam kondisi membaik sudah diperbolehkan pulang, dan yang masih ada gejala dilakukan rawat inap.
“Sudah membaik dan ada yang masih mual namun sudah mendapatkan penanganan memadai. Yang agak berat sudah diberikan penanganan lebih, tetapi keadaannya tidak mengkhawatirkan. Pembiayaan ini menjadi tanggung jawab Pemkab Buleleng,” singkatnya.
Berdasarkan data terakhir yang diperoleh, jumlah siswa yang mengalami keracunan dan mendapatkan penanganan medis di RSUD Buleleng sebanyak 92 orang. Dari observasi yang dilakukan, 15 orang diantaranya harus menjalani rawat inap lantaran dalam kondisi lemas akibat kekurangan cairan. |YS|