Singaraja, koranbuleleng.com| RSUD Buleleng menambah ruang pelayanan hemodialisa atau cuci darah. Ruangan berkapasitas 30 tempat tidur itu dibangun di sebelah barat Gedung VIP Mahotama.
Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha mengatakan, sebelumnya di RSUD Buleleng telah memiliki ruang hemodialisa berkapasitas 30 bed di sebelah timur gedung Mahotama. Namun, mengingat kasus gagal ginjal kronis cukup tinggi. Pelayanan harus dilakukan sejak pagi hingga malam hari. Jumlah pasien yang datang, bisa mencapai mencapai 170 orang per hari.
Dengan adanya penambahan ruangan ini, pelayanan dapat dilakukan dengan dua shift, pagi dan siang hari, sebab total bed yang dimiliki 60 unit. Sehingga dalam sebulan, pelayanan cuci darah dapat dilakukan hingga 1.000 kali tindakan.
“Sebelum ada penambahan ruang ini, layanan cuci darah sampai jam 10 malam. Kondisi fisik SDM kami tentu tidak bagus, mereka akan sangat kelelahan. Dengan adanya penambahan ini, pelayanan bisa dilakukan hanya sampai sore,” ujarnya ditemui usai peresmian ruang pelayanan hemodialisa, Kamis 21 Juli 2022.
Kata Arya, penambahan ruang layanan cuci darah ini menghabiskan anggaran kurang lebih Rp 2 Miliar. Dana tersebut berasal dari rekanan melalui Kerja Sama Operasional (KSO).
“Dananya tidak berasal dari Pemkab Buleleng maupun Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Buleleng. Ini dari KSO khusus. Jadi selain rekanan memberikan unit mesin dialisis dan peralatannya, kami juga dibantu gedung. KSO menyerahkan kepada kami untuk dimanfaatkan,” terangnya.
Arya menyebut, tren cuci darah setiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini terjadi lantaran penyakit metabolik yang menjadi dasar penyebab gagal ginjal seperti kencing manis, darah tinggi dan batu ginjal juga semakin banyak. Bahkan ia memprediksi, beberapa tahun ke depan, 60 bed layanan cuci darah yang disediakan oleh pihaknya tetap akan kurang.
Selain itu, setelah mengembangkan layanan hemodialisa, pihaknya juga berencana akan mengembangkan layanan jantung terpadu, dan stroke center dan kanker terpadu. Dimana untuk layanan stroke center pihaknya telah memiliki satu tenaga medis yang mampu menjalankan interfensi di bidang saraf. Sementara untuk kanker terpadu, pihaknya akan siap menyediakan ruangan, sehingga tinggal menambah jumlah SDMnya.
Arya menambahkan, nantinya jika RSUD Buleleng sudah memiliki ruang pelayanan kanker terpadu masyarakat tidak perlu terapi di Denpasar.
“Untuk pelayanan kanker terpadu, kami baru punya satu tenaga ahli kanker bidang bedah. Kami masih butuh tenaga ahli kanker bidang penyakit dalam dan kalau bisa ahli kanker bidang anak juga. Buleleng harus punya satu pusat pelayanan kesehatan yang sama dengan Bali Selatan. Kami siap apabila tipe RSUD Buleleng meningkat jadi tipe A,” kata dia.|YS|