Singaraja, koranbuleleng.com| Pelabuhan tua Buleleng, menjadi salah satu saksi sejarah perjuangan. Di sini pernah terjadi peperangan, antara para Pejuang Bali melawan penjajah yang ingin merebut Kemerdekaan Republik Indonesia. Sebuah tugu perjuangan Yudha Mandala Bakti berdiri disana, dengan patung seorang pejuang bertelanjang dada mengibarkan merah putih yang terikat di bambu runcing, menjulang tinggi.
Saat ini, Pelabuhan tua Buleleng juga menjadi salah satu daya tarik wisata (DTW), bagian dari daya Tarik wisata kota tua di Singaraja. Di kawasan ini, juga tersisa sebuah bangunan tua yang kini dijadikan Museum Sunda Kecil. Di museum ini tersimpan perjalanan sejarah Buleleng. Pernah menjadi ibukota dari Provinsi Sunda Kecil.
Disitu juga berdiri sebuah klenteng, Ling Gwan Kiong. Klenteng ini sering dimanfaatkan sebagai tempat peribadatan tri dharma. Klenteng ini tepat berada di sisi timur dari museum Sunda Kecil.Di sisi luar, terdapat sebuah jembatan tua. Konon, jembatan tersebut dibangun oleh penjajah Belanda dengan tekstur bangunan yang masih terlihat kokoh. Di sebelah barat, sebuah Gedung baru bernamam Gedung Mr. I Gusti Ketut Pudja. Jauh sebelum bangunan ini berdiri, dulunya adalah puing-puing bangunan sisa masa penjajahan. Di Kawasan ini,pernah berdiri perkantoran ketika Pelabuhan tua Buleleng menjadi pusat perniagaan terbesar di masa lalu.
Kini, Kawasan ini menjadi sebuah tempat wisata. Namun, banyak bangunan terlihat tidak terawat.
Di tugu Yudha Mandala Bhakti, beberapa ornamen bambu runcing justru hancur dan belum mendapat perbaikan. Begitu juga dengan sebuah patung singa yang ada di sebelah barat monumen. Setengah sayapnya nampak rusak.
Kerusakan ini menjadi sorotan oleh Fraksi Nasional Demokrat (Nasdem) DPRD Buleleng, karena Pemkab Buleleng dinilai tidak mampu merawat Kawasan itu dengan baik.
Fraksi NasDem DPRD Buleleng melalui juru bicaranya Nyoman Meliun mengatakan, Dinas Pariwisata harus melakukan optimalisasi, intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengelolaan DTW. Selain itu, untuk meningkatkan PAD sektor pariwisata juga harus dilakukan peningkatan kualitas pengelolaan.
Kata Meliun, dengan tata kelola yang baik dan pemeliharaan yang baik, dapat meningkatkan kunjungan. Selain itu, pembenahan fasilitas pendukung DTW yang rusak dan tidak produktif, juga perlu perhatian serius dari pemerintah.
“Pelabuhan Buleleng yang punya nilai historikal kuat sebagai ikon dan identitas Kabupaten Buleleng, bagaimana mengupayakan agar menarik perhatian pengunjung. Jangan memungut retribusi dan menyebar brosur saja. Tetapi objek wisatanya tidak terawat dengan baik,” ujarnya Senin, 1 Agustus 2022.
Disisi lain, Kepala Dinas Pariwisata Buleleng I Gede Dody Sukma Oktiva Askara mengatakan, pemeliharaan dan perbaikan sejumlah kerusakan di DTW Eks Pelabuhan Buleleng ini sudah dialokasikan anggaran tahun ini. Pemerintah menyiapkan Rp 200 juta untuk anggaran perbaikan dan pemeliharaan DTW tersebut.
“Kita mengusulkan di tahun ini, untuk melakukan perbaikan dan pemeliharaan terhadap fasilitas yang ada di Pelabuhan Buleleng. Karena saat ini di tugu itu, ada beberapa tugu bambu runcingnya yang keropos, dan ada sayap dari tugu singa nya yang lepas,” kata dia.|YS|