Arak Godes, Campuran Rempah untuk Kebugaran dan Vitalitas Pria

Singaraja, koranbuleleng.com| Arak, racikan minuman tradisional khas Bali. Minuman ini difermentasi dengan cara-caratradisional dan mengandungalkohol yang cukup tinggi.Jika diminum terlalu banyak, tentu memabukkan. Tetapi, arak jika diminum dengan takaran yang benar justru akan memberikan kesegaran tubuh hingga diyakini meningkatkan vitalitas pria.

Yoga Yadnya, salah satu wirausahawan menengah kecil (UMK) asal Desa Rangdu, Kecamatan Seririt, Buleleng melakukan inovasi dalam meracik arak. Dia mencampur arak dengan berbagai rempah-rempah. Ternyata, rasa dari arak racikan buatan Yoga justru diminati banyak kalangan, termasuk waga asing. Arak inovasinya itu diberi merk, Arak Godes (dewa-dewi) yang disingkat Argos. 

- Advertisement -

Yoga menuturkan, sebelum inovasi membuat Argos. Mulanya pada tahun 2018 lalu, dia hanya memproduksi, minuman herbal jenis jamu yang diberi nama Lotam (loloh tamba). Jamu itu, memiliki kandungan hingga 69 bahan rempah, yang diantaranya cengkih nomor 1 di Buleleng, jahe merah, daun-daunan, kulit kayu, hingga biji-bijian. Kandungan rempah tersebut, difermentasi dengan air RO (reverse osmosis) dengan PH air mendekati 7. 

“Inovasi hasil produk rempah sudah dibuat dari leluhur. Kita padukan antara rempah dengan air yang bagus menghasilkan lotam. Mampu mendetoks toksin dalam tubuh,” ujarnya ditemui beberapa waktu lalu. 

Produksi jamu tersebut pun terus di kembangkan. Hingga, adanya Pergub Bali yang mengatur tentang arak. Yoga kemudian mengembangkan produknya dengan berinovasi membuat arak yang dipadukan dengan rempah. 

Pria yang sempat menjadi bartender selama 25 tahun di luar negeri ini. Memadukan arak dari fermentasi dari tuak pohon kelapa atau lontar, dengan 4 rempah khas Bali. Diantaranya, cengkih, jahe mera, cabe bun dan kunyit putih. Setelah dicampur, kemudian campuran itu dibiarkan beberapa waktu untuk kemudian di suling. 

- Advertisement -

Yoga mengatakan, untuk tuak yang digunakan untuk arak ini diambil dari petani di desanya. Hasil fermentasi arak itu disuling langsung di desa setempat, dengan menggunakan alat penyulingan bantuan dari Gubernur Bali. Biasanya perharinya, dia bisa memproduksi 30 sampai 50 liter arak. Setelah disuling, kemudian arak tersebut dikemas di rumah produksinya yang berlokasi di wilayah Lovina, Desa Kalibukbuk.

“Arak murni over minum orang bisa sakit belakang kepala, lutut lemas. Kalau minuman ini bangun pagi segar. Khasiatnya seperti alkohol ada kehangatan dalam tumbuh, penambah nafsu makan. Alkohol 15-18 persen. Juga bisa meningkatkan kelaki-lakian, dari cabe itu,” katanya.

Saat ini arak buatan Yoga itu, dipasarkan melalui riseler di Denpasar dan Jakarta. Dia menjual, per botol dengan isian 500 mili dengan harga Rp 70 ribu. 

Yoga mengaku, arak rempah buatannya itu sangat diminati oleh wisatawan dari Prancis dan Australia yang berkunjung ke Bali. Namun, kini dia belum berani memproduksi hasil inovasinya tersebut secara besar-besar. Hal itu, karena peredaran minuman beralkohol belum sepenuhnya dibebaskan oleh pemerintah.

“Kalau ada komitmen antara pengusaha dan pembuat arak dan pemerintah, dukung produk lokal jadi sovenir. Tidak kalah dengan wiski. Ekspore luar negeri kalau ada peluang siap,” kata dia.|YS|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts