Singaraja, koranbuleleng.com │ Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Buleleng menghitung kembali alokasi anggaran yang akan diperlukan untuk membiayai penanganan banjir di Jalan Laksamana Desa Baktiseraga, Buleleng.
Kawasan tersebut termasuk sebagai daerah langganan banjir ketika hujan dengan intensitas tinggi.
Kepala Dinas PUTR Buleleng, Putu Adiptha Ekaputra mengatakan, Pemerintah Daerah sebelumnya telah memprogramkan penanganan daerah rawan banjir di ruas jalan tersebut. Namun program tersebut belum terlaksana karena kebijakan pemerintah melakukan refocusing anggaran.
Sebenarnya penanganan banjir di daerah tersebut telah diusulkan tahun 2022. Dari perencanaan, penanganan hingga akan membangun saluran drainase di pinggir jalan dengan membangun konstruksi drainase barat sampai ke selatan.
Dengan harapan, volume air hujan yang naik saat terjadi hujan dapat ditampung dan dialirkan ke arah selatan hingga di Daerah Aliran Sungai (DAS) Banyumala di Kelurahan Banyuasri. Kemudian sebagian dialirkan ke arah barat kemudian ke jalan Serma Karma dan saluran drainase di ruas jalan nasional Singaraja – Seririt.
“Perencanaan tersebut belum bisa direalisasikan karena tahun ini kebijakan pemerintah melakukan refocusing anggaran. Jadi program ini ditunda dulu,” katanya.
Saat ini, pemerintah kembali melakukan pembahasan teknis terkait program penanganan banjir tersebut. Rencananya, pada waktu dekat ini akan kembali menggodok terkait dukungan anggaran. Harapan, memasuki tahun 2023 mendatang dapat direalisasikan.
Skema penyedian anggaran akan disesuaikan dengan kewenangan lembaga. Karena penanganan daerah rawan banjir di wilayah itu mencakup Pemda Buleleng, Pemprov Bali, Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali – Penida dan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Yang jelas karena ini sudah menjadi program oleh pimpinan terdahulu, sehingga harus ditindaklanjuti tahun berikutnya,” pungkasnya. │ET│
