Singaraja, koranbuleleng.com │ Pembanguan shortcut titik 7 dan 8 di Jalur Singaraja-Mengwitani menyebabkan sejumlah lahan perkebunan warga sekitar terendam lumpur. Bahkan 50 Kepala Keluarga (KK) di desa dikatakan kesulitan untuk mengakses air bersih diduga dampak dari galian pembangunan jalan baru itu.
Hal ini disampaikan salah satu warga Desa Gitgit I Nyoman Adiana, saat Pemerintah Desa Gitgit melakukan mitigasi terkait dampak pembangunan shortcut titik 7 dan 8, Kamis 10 November 2022.
Adiana mengatakan, jika sejumlah pohon cengkeh dan kopi miliknya banyak yang mati, serta tumbang. Hal ini diakibatkan limbah atau tanah galian masuk ke areal perkebunannya.
Areal perkebunannya terendam lumpur ini sejak Agustus lalu. Bahkan kondisi ini sudah pernah dilaporkan kepada pihak pekerja proyek PT Sinar Bali Bina Karya, hingga ke DPRD Bali.
PT Sinar Bali Bina Karya sebelumnya pernah berjanji akan memberikan kompensasi kurang lebih Rp15 juta. Namun hingga saat ini kompensasi tersebut tak kunjung diterima.
“Saya bersama warga masih menahan diri untuk tidak demo. Kami bersabar, karena ini proyek nasional. Tapi ingat kesabaran kami ada batasnya.
Dengan kondisi ini pihaknya berharap agar ada solusi dari pihak terkait, sehingga kebun-kebun warga yang rusak bisa kembali produktif.
Sementara itu, Perbekel Desa Gitgit I Putu Arcana mengatakan, dalam mitigasi pihaknya mengundang beberapa pihak mulai dari pekerja proyek, DLH Buleleng hingga BPBD Buleleng untuk melihat langsung dampak yang dialami warga akibat pembangunan ini.
Arcana mengakui jika ada total 50 are kebun milik warga yang tercatat terendam lumpur atau material pembangunan shortcut. Selain itu ada 50 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Pererenan Bunut yang kini kesulitan untuk mengakses air bersih.
“Jaringan pipa yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat kini amblas. Warga terpaksa mencari sumber mata air lain, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari” katanya
Melalui mitigasi ini, pemerintah Desa berharap PT Sinar Bali Bina Karya dapat memetakan kembali teknis pekerjaannya, untuk meminimalisasi terjadinya dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan.
“Kami paham sekarang sudah musim hujan. Namun kami harapkan hal ini bisa diminimalisir. Kerugian warga yang terdampak juga mohon segera diatasi,” harapnya.
Disisi lain, satu pekerja proyek PT Sinar Bali Bina Karya yang hadir dalam mitigasi tersebut tidak memberikan keterangan terkait keluhan warga desa Gitgit.
“Kalau saya jawab nanti takut salah, karena bukan kewenangan saya. Khusu untuk progres pembangunan shortcut saat ini sudah mencapai 80 persen” singkatnya. │ET│