Singaraja, koranbuleleng.com| Ni Kadek Eva Puspita Damayanti tampak cemas. Beberapa kali dia terlihat mengayunkan kakinya untuk menghilangkan kekhawatiran yang menyelimuti otaknya.
Betapa tidak, karena diluar dugaan, remaja perempuan ini berhasil masuk final dalam Singaraja V-60 Fun Battle, Minggu, 4 Desember 2022. Kejuaraan ini mengadu bakat para barista, para pecinta kopi.
Eva Puspita, yang datang bersama dua teman perempuannya. Mereka bertiga berhasil melaju ke final, setelah mengalahkan kontestan lainnya dalam kejuaraan itu. Dengan berbekal kepercayaan diri penuh, ia mampu memuaskan selera para juri. Padahal, tehnik menyeduh kopi ini baru dipelajari satu hari sebelumnya dari sang kakak.
“Tantangan dari diri sendiri, menyeduhnya gimana. Tentu lawan, sangat memiliki kemampuan lebih dari saya. Tapi saya percaya dan yakin bahwa saya bisa,” ujar Eva.
Selain itu, remaja asal Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan ini mengakui, sempat mengalami kesulitan dalam lomba ini. Terutama, dalam menuangkan air agar netral dan tidak berlebih. Namun, dengan tekad dan perasaan yang kuat, cita-cita sebagai barista professional itu segera terwujud karena dia mampu mengalahkan lawan-lawannya. Padahal, dia sendiri mengaku bukan pecandu kopi tulen.
“Motivasinya karena memang senang dengan barista. Walaupun tidak suka kopi, namun sudah cita-cita,” kata dia.
Sementara, Ketua Panitia Singaraja V-60 Fun Battle Gede Pandu Darma Putra mengatakan, lomba ini diikuti oleh 16 peserta. Peserta dituntut untuk menyajikan seduhan kopi terbaik. Dengan sistem gugur, dan peserta yang masuk ke final akan mempresentasikan kopi seduhannya.
Sebelum memasuki babak final, terlebih dahulu juri akan membuat seduhan kopi. Seduhan itu akan dijadikan contoh peserta dalam menyeduh kopi. Rasa yang mendekati sesuai keinginan juri dia, maka dia menjadi pemenang.
“Pesertanya umum tidak harus barista. Penikmat kopi juga bisa dan dilanjutkan dengan sistem duel untuk mencari terbaik,” ujarnya.
Putra menambahkan, dalam lomba ini juga tidak ada kriteria ataupun tehnik khusus karena masing-masing peserta mempunyai tehnik berbeda. “Kriteria khusus tidak ada. Yang dinilai rasa, teknik tidak terlalu,” kata dia.|YS|