Singaraja, koranbuleleng.com| Wijaya, nama panjangnya Komang Wijaya Kusuma. Mahasiswa semester tiga Politeknik Ganesha, Singaraja sedang giat menanam sayur-mayur dengan pola hidroponik di pekarangan milik Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Narayan Seva di Desa Kerobokan, Kecamatan Buleleng. Lembaga ini menampung sekitar 75 orang anak tidak mampu. Salah satunya, Wijaya.
Dia sudah tinggal di LKSA Narayan Seva sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, tepatnya sejak kelas empat. Sikap mandiri dari Wijaya yang ditanamkan sejak kecil oleh para pengasuh di Lembaga tersebut, terbawa hingga dewasa.
Maka itulah, dia juga tidak segan dan rajin berkutat mengurus tanaman perkebunan di Lembaga itu. Walaupun tidak luas, namun seluruh hasil sayur mayur dan buah di area perkebunan itu dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari bagi anak-anak penghuni di Lembaga sosial ini. Tidak ada yang dijual keluar.
“Disini ada beberapa petak, masing-masing petak sudah ada yang mempertanggungjawabkan dari anak-anak sendiri. Mereka yang mengurus,” kata Wijaya memulai ceritanya.
Wijaya mengaku, dia juga sempat mengikuti pelatihan pertanian. Beberapa petani yang peduli terhadap keberadaan Lembaga ini datang langsung untuk memberi edukasi tentang tata acara bercocok tanam memanfaatkan lahan pekarangan. Bahkan ada para petani dai Kintamani yang secara sukarela memberikan pelatihan tentang bercocok tanam yang benar. Petani itu juga sering membawakan bantuan sayur-mayur maupun bawang untuk kebutuhan dilembaga ini. Dari situ, Wijaya mengaku gesit untuk memelihara pekarangan yang dijadikan kebun sayuran. Disitu ditanam terong, cabe, serai, dan jenis tanaman lainnya. Di dalam rumah hdiroponik, juga ditanam bibit kangkong, sayur hijau dan lainnya. Rumah hidroponik itu bantuan dari salah satu BUMN.
“Hasil perkebunan disini tidak dijual, tapi digunakan untuk kebutuhan sehari-hari untuk anak-anak yang tinggal disini,” ungkap dia.
Wijaya mengaku Lembaga sosial ini berusaha untuk membentangkan sistem ketahanan pangan untuk mensuplai kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan makanan tentu sangat penting bagi anak-anak panti ini. Para pengasuh juga memberikan keleluasaan bagi anak-anaknya untuk memasak dan makan sesuai kebutuhan mereka.
LKSA Narayan Seva ini menjadi lokasi bakti sosial dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Buleleng serangkaian dengan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) dan HUT PWI yang dilaksanakan Minggu 26 Februari 2023. Baksos PWI ini menjadi pertanda dukungan bagi Lembaga tersebut agar terus ada dan peduli terhadap anak-anak yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan.
Dalam kegiatan bakti sosial tersebut, PWI Buleleng memberikan bantuan berupa sembako, peralatan mandi, serta barang lainnya.
Ketua PWI Buleleng Made Winingsih mengatakan, kegiatan bakti sosial ini diharapkan bisa meringankan beban anak-anak yang ada di panti asuhan tersebut. Bantuan tersebut, dikumpulkan secara spontan dari pekerja media di Buleleng. “Hati kami sangat terketuk, melihat anak-anak yang ada disi. Sehingga kami harap, bantuan ini bisa meringankan beban mereka,” ujarnya.
Winingsih menyebut, untuk puncak peringatan HPN di Bali, nantinya akan dilakukan di Jembrana. Meski demikian, di Buleleng tetap dirayakan dengan kesedehanaan. “Meski sederhana namun tidak mengurangi arti kebersamaan kita dengan anggota PWI Buleleng. Acara ini juga sudah kita siapkan dari jauh-jauh hari,” kata dia.
Ditempat yang sama, Pengelola LKSA Narayan Seva, Didi Sujata mengatakan, bantuan sosial seperti ini sangat diperlukan untuk keberlangsungan kehidupan anak-anak. Mengingat, dari 75 orang anak yang tinggal di Lembaga ini, berasal dari keluarga tidak mampu, anak yatim dan yatim piatu.
“Kita masih andalkan donatur, dari pribadi. Biasanya memberikan sembako. Anak-anak disini memang benar-benar kurang mampu, sebelum ke sini memang kita survei ke rumahnya. Kita juga selalu koordinasi dengan Dinas Sosial,” ujar Didi.
Didi menyebut, di tempat ini anak-anak diajarkan untuk hidup mandiri. Seperti memasak, dengan saling bergotong royong dengan teman. Selain itu, mereka juga diajarkan untuk memiliki kreatifitas. “Setiap sabtu dan minggu ada ekstra. Bikin rangkaian bunga dan menari. Juga ada pelajaran bahasa Inggris, dari orang luar atau volunteer yang berdonasi kesini,” kata dia.
Volunteer atau sukarelawan banyak yang berasal dari luar negeri. Lembaga ini juga mempunyai website hingga dikenal sampai ke luar negeri. Jika ada sukarelawan dari sejumlah negara, LKSA Narayan Seva sudah menyiapkan ruangan untuk menginap bagi para sukarelawan. “Banyak ada yang dari Australia, Prancis. Jika mereka ke sini tentu mengajarkan Bahasa Inggris ataupun mengajarkan ilmu lainnya,” ujarnya.
Sebagian anak-anak penghuni Lembaga ini juga terdengar fasih berkomunikasi Bahasa Inggris. Tak jarang, mereka yang sudah remaja dan dewasa berkomunikasi dengan Bahasa Inggris dengan sejumlah pengasuhnya.
Sejauh ini, donatur dari dalam negeri dan berasal dari Bali juga masih sangat peduli terhadap keberadaan LKSA Narayan Seva. Para donator itu membawakan apa saja yang dibutuhkan oleh penghuni.
“Kebutuhan yang mendesak mungkin sembako ya, seperti beras,” tambahnya. |YS|