Singaraja, koranbuleleng.com ꟾ Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana akan segera menggelar rapat untuk mencarikan solusi terkait lonjakan harga beras. Dia juga mengaku segera berkoordinasi dengan sejumlah penggilingan padi yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana, untuk menambah pasokan beras.
Menurut Lihadnyana, kenaikan harga ini harus segera diantisipasi mengingat beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Antisipasi itu salah satunya dengan memperbanyak jumlah stok beras. Dengan stok yang banyak otomatis pedagang akan berpikir dua kali untuk menaikan harganya.
“Kami akan tambah pasokan beras berkoordinasi dengan Jembrana karena disana banyak penggilingan padi yang besar,” kata Lihadnyana, Senin 11 September 2023.
Kenaikan harga beras ini terjadi lantaran stoknya mulai menipis karena beberapa petani mengalami gagal panen akibat musim kemarau. Dimana menurut data dari Dinas Pertanian Buleleng per 31 Agustus lalu tercatat ada lima hektar sawah yang gagal panen.
Rinciannya, 4,2 hektar gagal panen berat yang tersebar di beberapa subak di Kecamatan Sawan dan Seririt. Serta 0,8 hektar sawah alami gagal panen ringan.
“Harga naik pasti pengaruhnya panen. Jadi karena kebutuhan untuk makan itu tidak bisa ditunda.” imbuh Lihadnyana.
Seperti diketahui, harga beras lokal di Buleleng terpantau mengalami kenaikan. Menurut para pedagang di Buleleng, kenaikan hingga 15 ribu. Dimana sebelumnya harga per karung isian 25 kilogram Rp. 280.000, sekarang Rp 305.000.
Sementara dari data dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng, kenaikan ini terjadi lantaran harga gabah melonjak dari awalnya Rp 5.500 per kilogram, kini menjadi Rp 6.700 per kilogram. Kenaikan ini terjadi lantaran Buleleng dilanda kemarau panjang yang disebabkan oleh fenomena El Nino. Para petani jadi kesulitan mengairi sawahnya karena debit air mengecil.(*)
Pewarta : Edy Nurdiantoro