Singaraja, koranbuleleng.com | Di tengah lonjakan harga beras, Pemerintah Kabupaten Buleleng melakukan pembagian beras bantuan pangan yang diberikan dari Pemerintah Pusat. Nantinya 48.844 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) akan diberikan bantuan beras masing-masing sebanyak 10 kilogram setiap bulan selama 3 Bulan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, pembagian beras sudah berlangsung di Kelurahan Banyuasri, Banjar Tegal. Sebelumnya juga sudah dibagikan di 7 desa di Kecamatan Gerokgak.
“Masing-masing KPM dapat maksimal 10 kilogram beras per bulannya. Beras akan di salurkan ke masing-masing desa” kata Suyasa, usai melakukan pemantauan ketersediaan dan harga pangan di Pasar Anyar Singaraja, Senin 18 September 2023
Suyasa menambahkan, ketersediaan beras Bulog saat ini belum ada kekurangan. Namun pada beras lokal terjadi kekurangan dikarenakan terdapat penurunan produksi. Dengan bantuan beras dari pemerintah pusat, pihaknya berharap bisa menekan harga beras yang saat ini menyentuh harga 14 ribu per kilogram.
Upaya untuk mengendalikan harga beras, Pemerintah Kabupaten Buleleng telah menugaskan Perumda Pasar Arga Nayottama dan Perumda Swatantra untuk bekerjasama dan membeli beras di wilayah Tabanan. Selain itu Badan Pangan Nasional juga telah menyalurkan beras bantuan pangan selama tiga bulan, terhitung sejak September hingga November.
“Kenaikan terjadi lantaran hampir di seluruh Indonesia mengalami penurunan produksi akibat musim kemarau yang disebabkan oleh fenomena El Nino. Di Buleleng produksi beras juga sedikit berkurang karena masa panen September sampai Desember” imbuh Sekda.
Suyasa menegaskan, pembangunan gerai pasar di Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri, tujuannya untuk mengendalikan inflasi. Dia berharap rencana pemerintah ini tidak mendapatkan penolakan dari para pedagang.
“Gerai pasar itu penting, jangan disalahartikan. Kami membangun itu untuk intervensi harga sekiranya ada fluktuasi harga yang bergejolak tinggi, sehingga harganya bisa dikendalikan” pungkasnya. (*)
Pewarta : Edy Nurdiantoro