Singaraja, koranbuleleng.com | Sejumlah tenaga medis di RS Pratama Tangguwisia melakukan mogok kerja. Sejumlah meja kerja di bagian depan tampak tanpa ada petugas.
Para tenaga medis dan non medis ini diketahui mogok, setelah beberapa warga yang hendak berobat justru tidak mendapatkan layanan rumah sakit. Sejumlah warga mengaku sudah antre sejak lama, namun tidak ada petugas yang melayani.
Setelah ditelusuri oleh warga, ternyata tenaga medis dan karyawan lain mogok bekerja karena merasa kecewa atas hak mereka yakni jasa pelayanan (Jaspel) tidak dibayar oleh Pemkab Buleleng selama enam bulan.
Mereka melakukan mogok sejak jam layanan dibuka, pada Senin 2 Oktober 2023. Sejumlah masyarakat pun tidak bisa menerima layanan kesehatan.
“Saya datang ke rumah sakit sejak pagi tidak ada layanan. Setelah mencari tahu ternyata petugas rumah sakit sedang mogok,” tutur salah satu warga yang sedang berobat di RSUD Tangguwisia.
Namun, Dirut RSUD Tangguwisia dr. Putu Karniasih berdalih jika tenaga medis bukan mogok melainkan ada beberapa layanan ditutup karena beberapa sebab.
Namun demikian pihaknya membenarkan beberapa layanan di poliklinik ditutup.
“Kalau dikatakan semua bagian polikilinik mogok itu tidak benar karena ada beberapa bagian yang masih menerima layanan. Ada beberapa dokter yang sedang cuti, sementara poli mata dokternya baru resain karena dapat beasiswa sekolah lagi,” ungkapnya.
Disinggung soal jumlah jaspel yang masih belum terbayarkan yakni sebanyak Rp 2 miliar lebih. Itu meliputi semua karyawan rumah sakit sebanyak 195 orang. Sebelumnya, jaspel sudah diusulkan melalui anggaran perubahan APBD.
“Sudah saya usulkan diperubahan semua kekurangan termasuk piutang melalui Dinas Kesehatan lanjut ke TAPD. Sebelumnya lancar saja. Dan kenapa kali ini kenapa terhambat yang bisa menjelaskan ini ya TAPD terlebih saya hanya bawahan Dinas Kesehatan,” imbuhnya.
Disisi lain, Kepala Dinas Kesehatan dr.Sucipto mengaku pihaknya langsung turun ke RSUD Tangguwisia begitu menerima informasi adanya tenaga medis mogok kerja.
Dia menyebut, masalah tersebut terjadi akibat adanya mis komunikasi akibat keterlambatan pembayaran jaspel.
Kadiskes menyebut, jasa pelayanan yang belum dibayarkan dari tahun 2022 dan tahun 2023. Namun, anggaran sudah diproses melalui APBD Perubahan tahun 2023.
“Sebelumnya sudah diberikan penjelasan seluruh tahapan penganggaran sedang berlangsung termasuk usulan dari pihak Rumah Sakit Tangguwisia. Karena tidak diberikan penjelasan yang benar akhirnya terjadi mis komunikasi,” tegas dia.
Sementara itu, mantan Perbekel Bubunan , Sudarmawan Duniaji alias Baret juga mendengar kondisi di RS Tangguwisia. Dia prihatin dengan kondisi itu dan meminta Pemkab Buleleng segera membayarkan jasa pelayanan bagi karyawan di RS Pratama Tangguwisia.
“Ada yang memberikan kabar mogok kerja ke saya, ini gara-gara jasa pelayanan belum dibayarkan. Mereka meminta agar aspirasi disampaikan ke Pemkab Buleleng,” terang Duniaji. (*)
Pewarta : Edy Nurdiantoro
Editor : I Putu Nova Anita Putra