Singaraja, koranbuleleng.com| Sebanyak tiga sekolah di Kabupaten Buleleng, yakni SMAN 1 Seririt, SMKN 1 Singaraja, dan SMKN 3 Singaraja, meraih penghargaan sebagai sekolah moderasi dalam Festival Moderasi Beragama Bali Utara. Penghargaan ini diinisiasi oleh Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja (STAHN Mpu Kuturan Singaraja).
Menurut Komang Agus Widiantara, S.Sos.H., M.I.Kom, Pimpinan Projek Moderasi Beragama STAHN Mpu Kuturan Singaraja, penghargaan diberikan sebagai wujud apresiasi terhadap sekolah-sekolah yang telah menegakkan nilai-nilai multikulturalisme, toleransi, dan saling menghargai perbedaan. Menurutnya, sekolah seharusnya menjadi wadah moderasi yang menerapkan prinsip-prinsip penting mengenai penghargaan terhadap perbedaan, terutama dalam konteks moderasi beragama.
“Kami memberikan penghargaan sebagai upaya memberikan apresiasi terhadap sekolah-sekolah yang telah menjunjung tinggi nilai-nilai multikultur, toleransi dan saling menghargai perbedaan,” katanya.
Program moderasi beragama lanjut Agus Widiantara, diimplementasikan sebagai salah satu program utama yang ditekankan oleh STAHN Mpu Kuturan Singaraja, satu-satunya perguruan tinggi keagamaan negeri di Bali bagian utara. Agus menjelaskan bahwa permasalahan yang berkaitan dengan agama tidak bisa hanya ditangani dengan pendekatan keamanan. Sebaliknya, dalam praktiknya, program ini memerlukan strategi aksi yang didasarkan pada ide-ide konstruktif.
“Moderasi beragama merupakan suatu bentuk penafsiran agama yang dianggap sebagai ‘narasi pembanding’ terhadap narasi-narasi yang mendukung penggunaan kekerasan atas nama agama,” jelasnya.
Sekolah-sekolah yang meraih penghargaan sebagai sekolah moderasi di Kabupaten Buleleng telah melalui seleksi dan menunjukkan komitmen yang konsisten dan berkelanjutan dalam menjalankan program moderasi.
Festival Moderasi Beragama Bali Utara bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan moderasi beragama di wilayah utara Pulau Dewata. Penghargaan kepada sekolah moderasi ini diserahkan langsung oleh K.H Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama periode 2014-2019, yang juga merupakan pelopor program moderasi beragama di Indonesia.
Festival Moderasi Bali Utara mencakup berbagai kegiatan yang menerapkan prinsip moderasi beragama di wilayah Kabupaten Buleleng. Moderasi beragama diartikan sebagai suatu pendekatan agama yang seimbang, tidak ekstrem kiri atau kanan. Dengan moderasi beragama, seseorang tidak melampaui batas dalam menjalankan ajaran agamanya. Kegiatan dalam festival ini termasuk Rumah Moderasi Mahasiswa, Webinar Moderasi, Kunjungan Tempat Ibadah Moderasi, Pemilihan Sekolah Moderasi, Penghargaan Tokoh Moderasi, dan Gebyar Festival Moderasi Dialog Bersama Tokoh Nasional. (*)
Editor. : I Putu Nova Anita Putra