Singaraja, koranbuleleng.com| Kadek Satya Kori Mancika, nama lengkap gadis ini. Dia akrab disapa, Kori, merupakan mahasiswi di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja yang memiliki prestasi di tingkat nasional. Hampir seluruhnya berkaitan dengan public speaking, lebih spesifik lagi news anchor.
Prestasinya mentereng. Mulai dari Juara 2 Reporter & Presenter Berita se-Bali, Juara 3 News Anchor Tingkat Nasional, Juara 1 Mendongeng Kategori UMUM se-Indonesia, Juara 1 Dharma Wacana Milenial Tingkat Nasional, dan masih ada sederet prestasi lainnya.
Ketertarikannya terhadap dunia public speaking sudah berlangsung saat ia menempuh pendidikan di SMAN 4 Singaraja. Tatkala itu ia sempat mengikuti lomba master of ceremony (MC). Sayangnya belum berbuah manis. Teman-temannya menyebut karakter suara Kori lebih cocok menjadi seorang pembawa berita alias news anchor.
Dara kelahiran 21 Januari 2003 silam itu ingat betul masa-masa awalnya belajar menjadi seorang news anchor. Semua dipelajari secara otodidak melalui media sosial TikTok. Ia tak sengaja menemukan akun tiktok Wandha Dwiutari yang notabene salah seorang news anchor di stasiun televisi nasional. Konten itu mendorong dia berlatih membaca berita.
Iseng-iseng Kori membuat sebuah konten yang mengolaborasikan video dirinya latihan membaca, dengan video milik Wandha. Ternyata konten tersebut banyak ditonton pengguna TikTok. Bermula dari hal itu, Kori memutuskan terjun lebih dalam di dunia news anchor. Semua dilakukan dilakukan secara otodidak dengan metode amati, tiru, dan modifikasi. Sehingga ia menemukan gaya membawakan berita yang cocok dengan dirinya.
Kala awal terjun mengikuti lomba, bukan perkara muda. Kori harus cepat menguasai materi lomba. Dalam lomba, peserta biasanya hanya diberikan waktu selama tiga menit untuk mempelajari isi dan konteks berita. Selanjutnya materi itu harus dibawakan di hadapan dewan juri. Hal itu jadi tantangan tersendiri, mengingat Kori kerap kesulitan saat harus menghafal sebuah materi dalam waktu singkat. “Ya namanya tantangan, tentu harus aku selesaikan dong,” tuturnya putri kedua dari pasangan Gede Sukas Jaya dan Kadek Helvy Sapariyani Ningsih itu.
Lebih lanjut Kori menceritakan, dalam sebuah perlombaan dia tak selalu berhasil merengkuh podium tertinggi. Namun dia tidak pernah patah arang. Hal itu selalu dijadikan bahan evaluasi sekaligus motivasi agar bisa meraih prestasi lebih baik lagi.
“Kegagalan bukan berarti kita tidak bisa bangkit lagi, tapi dari kegagalan itu juga merupakan pencapaian yang membuat kita untuk tumbuh kembali dan tumbuh menjadi lebih baik lagi,” sebut remaja yang hobi memelihara ikan cupang itu.
Selain di bidang news anchor, dia juga mengikuti lomba-lomba lain yang masih berkaitan dengan bidang public speaking. Entah itu lomba mendongeng maupun lomba dharma wacana, yang berbuah prestasi nasional. Meski begitu dia merasa lomba news anchor memberikan kesan tersendiri. Bahkan dia juga bercita-cita menjadi seorang pembawa berita.
“Sebenarnya ingin jadi dosen juga sih. Tapi jadi news anchor itu cita-cita yang paling aku impikan,” ungkap mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan itu.
Kini dengan berbagai kesibukannya berlatih dan mempersiapkan diri dalam berbagai lomba, ia berusaha mengatur waktu semaksimal mungkin. Baginya kuliah tetap menjadi prioritas. Bila ada waktu luang, ia manfaatkan untuk berlatih membaca naskah maupun berbicara di depan kamera.
“Misalkan aku kuliah siang nih sampai malam, terus aku harus take video untuk lomba. Jadi untuk take video itu aku ambil pas pagi harinya,” ungkapnya. Sementara naskah berita, sudah harus ia siapkan sejak seminggu sebelumnya.
Prestasi-prestasi yang diraih Kori juga turut menginspirasi rekan-rekannya. Terutama dalam hal manajemen waktu. Seperti yang diungkapkan Anik Maheswari. Anik memandang Kori sangat berkerja keras agar tampil maksimal saat perlombaan. Bahkan bila lomba itu harus diikuti dengan sistem SKS (sistem kebut semalam).
“Kori pasti mampu menyelesaikan pekerjaanya dengan tepat waktu. Dia pasti sudah memikirkan dan memperhitungkan apa yang akan dia kerjakan,” kata Anik.
Kembali kepada Kori. Ia berharap rekan-rekan di kampus maupun adik kelasnya juga tertarik menjadi news anchor. Dia punya tips tersendiri agar seseorang mampu membawakan berita dengan prima.
Mulai dari Latihan olah vokal, mengamati news anchor yang dijadikan role model, melakukan adopsi dan modifikasi terhadap gaya news anchor tersebut, lalu melatih diri secara cara otodidak. Dia juga menganjurkan agar lebih sering mengikuti perlombaan.
“Tujuannya bukan menang, tapi bagaimana melatih dan mengasah diri. Kalau jadi juara, ya itu bonus dari hasil kerja keras. Jadi jangan pernah takut untuk mencoba karena tidak ada yang tidak mungkin ketika kita sudah mencoba dan mengusahakan hal tersebut,” demikian kata Kori. (*)
Kontributor : Ni Nyoman Widya Yeni Astiti
Editor : I Putu Nova Anita Putra