Singaraja, koranbuleleng.com| Dua generasi, Gen Z dan Milenial, tak hanya mendominasi jumlah pemilih, tetapi juga wajib menjadi fokus utama bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam menyikapi Pemilihan Umum 2024. Tantangan besar muncul dalam upaya memotivasi dan memobilisasi pemilih muda untuk berpartisipasi aktif di bilik suara.
Dosen Komunikasi Politik STAHN Mpu Kuturan Singaraja Komang Agus Widiantara mengatakan, membawa Gen Z dan Milenial ke bilik suara merupakan tantangan besar, karena mereka memiliki kecenderungan tidak hadir dalam proses pemilihan. Dan untuk menjawab tantangan ini KPU dirasakan perlu melakukan pendekatan yang lebih kreatif dan teknis.
Agus Widiantara menyebut jika sosialisasi yang terpusat pada metode konvensional saja tidak cukup. Menurutnya, kreativitas di media sosial untuk menarik simpati gen z dan milenial menjadi kunci penting, yang memanfaatkan ruang-ruang publik dengan tema-tema yang relevan dan memiliki dampak langsung pada kehidupan pemilih pemula.
Salah satu inovasi utama yang bisa dilakukan dengan menggandeng para influencer dan membangun dialog di platform media sosial yang populer di kalangan Gen Z dan Milenial. KPU harus menyadari bahwa pesan yang disampaikan oleh tokoh-tokoh ikonik dari generasi mereka sendiri dapat memiliki dampak yang lebih besar dan meyakinkan.
“Sosialisasi harus mengikuti tren dan pola perilaku generasi ini. Tidak hanya menggunakan akun resmi KPU, tetapi juga bermitra dengan akun-akun influencer yang memiliki jangkauan yang luas. Perlu adanya iklan profesional di media sosial agar pesan tentang pentingnya Pemilu 2024 dapat meresap dengan baik,” jelas Agus Widiantara.
Agus Widiantara yang juga Dosen Komunikasi Politik ini mengingatkan penyelenggara dalam hal ini KPU juga harus memahami bahwa pemilih pemula sangat terkoneksi dengan kegiatan online, sehingga kegiatan sosialisasi secara online menjadi fokus utama. Ini termasuk penggunaan konten kreatif, kampanye tematik, dan pemanfaatan teknologi untuk menciptakan pengalaman yang menarik bagi Gen Z dan Milenial.
“KPU harus dapat membangun ekosistem yang inklusif dan aktif, di mana Gen Z dan Milenial merasa dihargai dan didengar dalam proses demokrasi. Strategi ini bukan hanya tentang mengajak mereka ke bilik suara, tetapi juga tentang memberikan pemahaman mendalam tentang dampak suara mereka dalam pembentukan masa depan Negara,” tegasnya.
Disisi lain, menurut data resmi KPU RI, lebih dari 113 juta pemilih berasal dari kelompok generasi milenial dan generasi Z, yang mendominasi sekitar 56,45% dari total keseluruhan pemilih.
KPU Buleleng pun merespons tantangan ini dengan meluncurkan serangkaian sosialisasi yang secara khusus mengincar pemilih milenial dan Gen-Z. Langkah ini diambil untuk memastikan partisipasi aktif dari dua kelompok generasi ini dalam proses demokrasi. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi pendidikan pemilih Pemilu 2024 dengan menyasar Mahasiswa STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja, Senin 15 Januari 2024.
Komisioner KPU Buleleng Putu Arya Suarnata mengatakan, Pemilih milenial dan Gen-Z memiliki potensi besar untuk membentuk arah masa depan negara. Oleh karena itu, pihaknya fokus pada upaya memahami kebutuhan dan kecenderungan mereka, sekaligus menjelaskan pentingnya peran mereka dalam menentukan masa depan bangsa.
Arya Suarnata memaparkan, upaya sosialisasi mencakup berbagai kegiatan, mulai dari seminar hingga kampanye digital yang dikemas dengan bahasa yang lebih akrab dengan kedua generasi tersebut. Pemilihan media digital sebagai saluran utama adalah respons terhadap tren konsumsi informasi yang cenderung tinggi di kalangan milenial dan Gen-Z.
“Sosialisasi tidak hanya tentang prosedur pemilihan, tetapi juga memberikan pemahaman tentang dampak suara mereka dalam kebijakan dan perkembangan sosial. Kami berupaya untuk memberikan pemahaman bahwa partisipasi mereka dalam Pemilu memiliki konsekuensi positif dalam membangun negara yang lebih baik,” tegasnya.
Sebagai bagian dari kampanye ini, KPU Buleleng juga merencanakan berbagai acara bertema yang lebih dekat dengan minat dan nilai-nilai yang dihargai oleh milenial dan Gen-Z. Dengan demikian, diharapkan pemilih dari kedua generasi tersebut akan lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilu 2024 dan memainkan peran penting dalam demokrasi Indonesia. (*)
Kontributor : Putu Rika Mahardika
Editor : I Putu Nova Anita Putra