Singaraja, koranbuleleng.com| Tim Kesenian STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja tampil memukau saat mebarung dengan Undiksha Singaraja dalam Pekan Apresiasi Seni di Taman Bung Karno Sabtu, 18 februari 2024. Salah satu garapan yang ditampilkan adalah Tabuh Kreasi yang merupakan hasil kreativitas mahasiswa.
Tim Kesenian STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja untuk kedua kalinya tampil mebarung dengan UKM Kesenian Daerah Undiksha Singaraja serangkaian dengan Ganesha Art Festival. Penampilan keduanya pun mampu membius penonton yang hadir, walaupun sebelumnya sempat tertunda beberapa jam, karena hujan deras.
Salah satu penampilan apik yang memukau penonton yang memadati panggung terbuka Taman Bung Karno Sabtu malam adalah Tabuh Kreasi berjudul Tedjarasa. Yang lebih mengagumkan, tabuh kreasi ini merupakan hasil karya dari Putu Adjie Pramesti Suryawan Nesaputra yang tidak lain adalah Mahasiswa STAHN Mpu Kuturan Singaraja.
Dari sinopsis yang dibacakan, makna filosofis Tedjarasa dapat dipahami sebagai api dalam konteks spirit dan semangat jiwa muda pemuda Buleleng. Spirit dan Semangat yang berkobar layaknya api namun jika dikelola dengan baik spirit dan semangat ini merupakan karakter maju masyarakat muda Buleleng. Semangat dan spirit pemuda Buleleng tergambar dalam karakter yang seringkali diidentikan dengan semangat jiwa dinamis dan emosional.
“Ini tentu menjadi kebanggan bagi kami, karena tabuh ini kami persiapkan hanya dalam jangka waktu enam kali pertemuan saja. Dan kami memang memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk berkreatifitas, namun tetap dalam pantauan kami,” ujar Koordinator Tim Kesenian STAHN Mpu Kuturan Singaraja I Putu Ardiyasa.
Sementara itu, Wakil Ketua 3 STAHN Mpu Kuturan Singaraja Dr. Ida Bagus Wika Krishna yang hadir untuk menyaksikan pertunjukkan mebarung tersebut mengaku bangga. Terlebih lagi, ini merupakan kali kedua STAHN Mpu Kuturan Singaraja diajak bekerjasama dengan Undiksha Singaraja dalam bidang kesenian.
“Ini kali kedua kami diajak bekerjasama dan ini merupakan sebuah kebangga, apalagi setelah melihat semangat dari panitia. Kita STAHN Mpu Kuturan dan Undiksha sebagai Perguruan Tinggi Negeri, kedepan harus selalu berkolaborasi untuk bisa melakukan pelestarian seni dan budaya, khususnya yang ada di Kabupaten Buleleng,” ucapnya.
Selain tabuh kreasi, Tim Kesenian STAHN Mpu Kuturan juga menyajikan dua tarian. Masing-masing tari Wiranjaya dan Tari Ngalap Kopi. Tari Wiranjaya sebelumnya dikenal sebagai kebyar Buleleng Dauh Enjung yang diciptakan pada tahun 1947 oleh Ketut Merdana, salah seorang seniman kenamaan dari desa Kedis, Buleleng. Sementara Tari Ngalap Kopi merupakan hasil rekontruksi yang awalnya merupakan konsep karya tari kakebyaran yang digagas oleh I Ketut Merdana pada tahun 1965.
Penampilan tidak kalah apik juga disajikan oleh UKM Kesenian daerah Undiksha Singaraja. Dalam penampilannya, Undiksha menyajikan tiga garapan. Masing-masing Tabuh Kreasi Solah Gasal, Tari Truna Jaya dan tari Kreasi Nirlaya. (*)
Kontributor : Putu Rika Mahardika
Editor. : I Putu Nova Anita Putra