Singaraja, koranbuleleng.com| Tiga korban kebakaran di sebuah rumah kos di Banjar Pembungan, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, dimakamkan pada Jumat, 10 Mei 2024. Ketiganya dimakamkan di Setra Desa Adat Bontihing, Kecamatan Sawan, Buleleng.
Duka mendalam terlihat dari keluarga saat menghantarkan I Made Ari Sanjaya, 29 tahun, bersama istrinya Ni Nyoman Novi Mertasari, 24 tahun, dan anaknya Gede Arta Dharma Sangkara, 2 tahun, ke peristirahatan terakhirnya.
Prosesi pemakaman dilakukan sekitar pukul 12.10 Wita. Terlihat ratusan warga setempat mengiringi tiga peti jenazah korban dari rumahnya di Banjar Dinas Kawanan, menuju ke Setra Desa Adat Bontihing. Ketiga korban dimakamkan di liang lahat terpisah.
Sanjaya dan Mertasari dimakamkan berdekatan di Setra Gede (kuburan khusus orang dewasa) Desa Adat Bontihing, sedangkan anaknya yang masih berusia dua tahun, dimakamkan di Setra Alit.
Perbekel Desa Bontihing I Gede Pawata mengatakan, sesuai aturan di desa adat setempat anak yang belum tanggal gigi, tidak bisa dimakamkan di Setra Gede. Sehingga korban Dharma Arta dimakamkan terpisah dengan kedua orang tuanya.
“Orang tuanya di setra gede. Anaknya masih dua tahun, belum tanggal gigi belum boleh dikubur di Setra Gede. Sekarang dikubur di setra alit (pemakaman khusus anak),” kata dia.
Pihaknya pun hingga kini belum mengetahui pasti, peristiwa yang menimpa warganya tersebut. Namun pihak keluarga disebut telah mengikhlaskan peristiwa tersebut sebagai musibah. “Apapun penyebabnya, keluarga sudah menerima sebagai sebuah musibah. Belum ada info dari polisi juga terkait penyebab. Ada yg bilang korslet ada yang bilang dupa. Belum tau kebenarannya,” kata dia.
Ditempat yang sama adik Sanjaya, Nyoman Yogi Mahendra mengatakan, hingga kini keluarga belum menerima informasi pasti terkait peristiwa yang dialami kakak, ipar, dan keponakannya itu. Saat ini keluarga disebut tengah fokus terhadap prosesi pemakaman korban.
“Kalau menuntut, belum sampai disana. Masih menyelesaikan upacaranya dulu. Mempersiapkan upacara untuk 11 hari. Untuk ngaben, nanti kut ngaben masal di desa,” kata dia. (*)