Les, Desa Wisata Ramah Perempuan

Singaraja, koranbuleleng.com | Desa Les, di timur kota Singaraja selama ini terkenal sebagai desa penghasil garam palungan. Garam yang masih dibuat sesuai warisan leluhur mereka, menggunakan sumber daya alam sekitar. 

Kemarin, desa yang secara geografis berkarakter nyegara gunung ini diresmikan sebagai Desa Wisata Ramah Perempuan yang pertama di Indonesia oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno. 

- Advertisement -

Sandi meresmikan desa ini bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga, perwakilan dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BPI), Ivanovich Agusta.

Dalam peresmian itu, Kementerian PPA juga meluncurkan buku pedoman desa wisata ramah perempuan. 

Sandi, adalah menteri yang hobi olahraga lari ini tampak menikmati suasana desa Les. Sebelum berkunjung ke Desa Les, Sandi juga menyempatkan diri berolahraga lari bersama komunitas Singarun.

Dia hadir di Desa Les sekaligus melakukan visitasi terkait dengan penilaian anugerah desa wisata Indonesia (ADWI). Desa Les masuk dalam 50 besar ADWI. Sebelumnya, bersaing dengan 6.016 desa di seluruh Indonesia. 

- Advertisement -

Kehadiran Menteri di desa Les juga membuat kegembiraan tersendiri bagi warga sekitar desa. Mereka menyambutnya dengan ramah. 

Tampak Sandi mencicipi sejumlah olahan kuliner khas desa Les bersama pejabat daerah.

Sandi pun mengaku mendapatkan informasi dari Perbekel Desa Les, bahwa desa ini mempunyai kearifan lokal yang berbeda dengan desa lain di Bali. 

“Ternyata desa ini tidak melaksanakan Ngaben,  berbeda dengan desa-desa umumnya di Bali. Ini bisa menjadi daya tarik wisata lain bagi desa Les,” terang Sandiaga Uno setelah meresmikan Les sebagai Desa Wisata Ramah Perempuan, Sabtu 31 Agustus 2024. 

Saat itu, Sandiaga Uno juga meminta kepada masyarakat Desa Les agar menyiapkan konsep pariwisata berbasis pelestarian lingkungan yang lebih kuat dan melibatkan komunitas masyarakat, budaya agar lingkungan berkualitas dan berkelanjutan.

Pelestarian lingkungan wajib dilakukan untuk menunjang keberlangsungan desa wisata. Hal ini dapat menunjang potensi – potensi lainnya, seperti sumber daya alam, adat istiadat/budaya, umkm dan potensi lainnya.

“Kami berpesan kepada Pemerintah Daerah khususnya Pj. Bupati Buleleng dan Perbekel Desa Les agar terus melakukan inovasi, adaptasi, kolaborasi serta menggunakan kesempatan ini untuk menyesuaikan dengan situasi terkini,” ucapnya.

Sementara itu, Pj Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana berharap kedepannya agar dorongan dan motivasi pemerintah pusat untuk pengembangan potensi desa wisata di Buleleng tidak pernah surut dan terus berkelanjutan. 

“Pengembangan pariwisata di Buleleng berbeda dengan di Bali Selatan. Kita banyak memiliki ekosistem dan komunitas, itu potensi yang luar biasa. Melalui desa wisata ini bagaimana desa bisa mewujudkan ekonomi kreatif yang didasarkan pada potensi yang dimiliki,” ujarnya.

Untuk diketahui, program ADWI ini merupakan program yang bersinergi dengan Kementerian PPPA yakni Desa Wisata Ramah Perempuan serta sekaligus meluncurkan pedoman dan meresmikan Desa Les sebagai Desa Wisata Ramah Perempuan. 

Usai peluncuran pedoman Desa Wisata Ramah Perempuan, Menteri Sandiaga Uno melihat produk-produk UMKM Desa Les serta melakukan penanaman pohon kenanga sebagai salah satu wujud komitmen dalam pelestarian lingkungan di Desa Les. (*)

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts