Belajar Smart City, Buleleng Kunjungi Kota Malang yang Asri

Malang, koranbuleleng.com – Cuaca Kota Malang masih sejuk, sepanjang jalan-jalan protokol juga masih terlihat asri. Pohon-pohon perindang di kota pendidikan ini masih terawat baik, bahkan umur hidup pohon konon sudah ada yang mencapai ratusan tahun. Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, bersama jajaran Dinas Kominfosanti Buleleng dan 33 jurnalis yang bertugas di Kabupaten Buleleng menyempatkan diri berkunjung ke Balai Kota Malang, pusat pemerintahan kota setempat.

Rombongan Jurnalis Buleleng berkunjung ke Kota Malang

Balai Kota Malang juga terasa adem, pepohonan besar mengelilingi bundaran Tugu Malang atau Alun-Alun yang menjadi pusat kota, terletak persis di depan Balai Kota. Kota yang telah berumur 111 tahun itu masih menyimpan cerita-cerita masa lalu dari rindangnya pepohonan dan bangunan-bangunan era kolonial. Semua masih terawat dengan baik.

- Advertisement -

Kunjungan ke Kota Malang ini bertujuan untuk mempelajari kemajuan teknologi smart city yang dikembangkan oleh Pemkot Malang. Namun, terlepas dari tujuan itu, Pemkab Buleleng semestinya juga bisa menjadikan Malang sebagai referensi untuk merawat keasrian pohon perindang di wilayahnya serta melestarikan bangunan-bangunan kuno sebagai identitas kota.

Bundaran Tugu Malang

Kondisi saat ini, banyak pohon perindang di Kota Singaraja dipangkas habis, seperti di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Singaraja. Begitu pula banyak bangunan kuno warisan kolonial di Singaraja yang mulai lenyap. Padahal dari sisi sejarah, kota yang sudah berusia 421 tahun ini pernah memiliki banyak bangunan bercorak kolonial. Singaraja seharusnya mulai menata kawasan-kawasan heritage yang masih tersisa dari masa lampau.

Usia Kota Malang jauh lebih muda dibandingkan Singaraja, namun kemajuan kota tersebut tak terbantahkan. Dunia pendidikan di kota ini juga maju pesat, ada sekitar 60 perguruan tinggi sehingga Malang berani menobatkan diri sebagai kota dengan banyak cerita keragaman. Warga dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk dari Singaraja, banyak yang merantau ke Malang untuk mengenyam pendidikan tinggi bahkan hingga bekerja dan berkarya hingga kini.

Tukar cinderamata

Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, sendiri mengaku pernah kuliah di Universitas Merdeka Malang. Dia menyampaikan rasa bangganya terhadap banyaknya warga asal Singaraja yang kini menetap dan berkarya di Kota Malang.

- Advertisement -

“Buleleng adalah kabupaten dengan wilayah terluas di Bali. Warganya banyak yang menempuh pendidikan dan menetap di Malang. Kami datang untuk belajar dan bertukar gagasan,” ujarnya.

Ngalam Command Center, Pemkot Malang

Ia juga mengapresiasi kemajuan Kota Malang dalam membangun sistem pemerintahan berbasis digitalisasi.

“Command Center bukan hanya pusat informasi, tapi juga ruang interaktif untuk pelayanan publik. Ini contoh konkret kota yang adaptif terhadap teknologi,” kata Supriatna.

Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso, menyambut baik kunjungan ini dan menilai kedua daerah memiliki kesamaan karakteristik.

“Kedua daerah memiliki kesamaan karakteristik, baik dari sisi sejarah kolonial, komoditas unggulan, hingga keberagaman masyarakat. Ini modal besar untuk menjalin kolaborasi yang konkret,” ucap Erik.

Rombongan juga meninjau Ngalam Command Center, pusat kendali digital Kota Malang, yang dibangun sejak 2016 telah mengembangkan sistem pemantauan terpadu.

“Kami berinvestasi lebih dari Rp1,5 miliar per tahun untuk operasional internet, melayani 350 titik CCTV yang tersebar di ruas jalan strategis Kota Malang. Hasilnya, masyarakat makin aman karena setiap kasus kriminal yang terjadi bisa dipantau dan ditangani lebih cepat oleh pihak berwajib, serta masyarakat makin peduli terhadap perkembangan situasi di Kota Malang,” jelasnya.

Sekda Kota Malang juga menambahkan, pihaknya telah membangun aplikasi perpustakaan digital. Perpustakaan Kota Malang memperkenalkan aplikasi perpustakaan daerah yang disebut Malang Mobile Library (M-Mobilib).

Ngalam Command Centre Pemkot Malang

Melalui pengembangan digitalisasi perpustakaan ini, Pemkot Malang mengklaim bahwa pelajar maupun mahasiswa merasakan manfaat besar dari sistem informasi yang telah dikembangkan dalam dunia pendidikan.

“Perpustakaan digital yang telah dikembangkan memungkinkan mahasiswa mengakses koleksi buku dan jurnal ilmiah secara online untuk kebutuhan perkuliahan dan sejenisnya,” katanya.

Dengan mengembangkan teknologi informasi ini, Pemkot Malang mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan bidang pendidikan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Dia menambahkan, transformasi digital tersebut melibatkan programmer internal dan startup lokal.

“Kami punya programmer dan ahli IT yang mengelola jaringan CCTV dan layanan internet sebagai dukungan SPBE pemerintah,” ungkapnya.

Diskominfo Kota Malang juga menyederhanakan layanan melalui website resmi. Dulunya ada 180 aplikasi yang kini disederhanakan menjadi 28 aplikasi terintegrasi di 31 sistem informasi dan 72 layanan seperti layanan 112, akses CCTV publik di 350 titik, info WiFi gratis Pemkot Malang, dan lain sebagainya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang, Mohamad Nur Widyanto menjelaskan bahwa pihaknya selalu meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang IT. SDM yang handal menjadi modal utama selain anggaran untuk terus mengembangkan teknologi tepat guna bagi Kota Malang.

Ke depan, Diskominfo Kota Malang juga sedang merancang pemanfaatan AI Smart City yang akan diintegrasikan dengan aplikasi-aplikasi yang telah dikembangkan.(*)

Pewarta : Kadek Yoga Sariada

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts