Pemkab Buleleng Padukan Arsitektur Kolonial dan Budaya Lokal dalam Penataan Kota Singaraja

Singaraja,koranbuleleng.com| Pemkab Buleleng kini tengah menggodok penataan wilayah kota. Penataan dilakukan dengan memadukan arsitektur kolonial Belanda dan budaya lokal. Saat ini, konsep tersebut sudah masuk dalam tahapan tender.

Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra mengatakan, penataan ini dilakukan bersamaan dengan konsep Kota Singaraja sebagai kawasan heritage yang membentang dari RTH Bung Karno, Catus Pata, Tugu Singa, hingga Bekas Pelabuhan Buleleng.

- Advertisement -

Penataan kota ini, akan menghadirkan kota yang rama masyarakat serta mendukung pengembangan pariwisata dan UMKM. Hal ini juga memperkuat sejarah Buleleng, sebagai ibu kota Sunda – Kecil pada masa kolonial Belanda. Penataan ini, disebut akan berfokus di titik 0 Kota Singaraja.

“Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Rumah Jabatan akan kami buka lebih luas untuk publik. Masyarakat bisa memanfaatkannya sebagai ruang interaksi dan rekreasi,” ujar Sutjidra, Selasa, 3 Juni 2025.

Dalam rancangan ini, perluasan juga akan dilakukan terhadap Gedung Wanita Laksmi Graha yang persis berada di depan rumah jabatan Bupati. Gedung tersebut, nantinya akan di renovasi dan tidak akan disewakan lagi untuk umum.

“Gedung itu tidak disewakan lagi, khusus digunakan untuk kegiatan Dekranasda dan UMKM. Banyak bus wisata dari luar daerah ingin parkir tapi terhambat fasilitas utamanya parkir,” ucapnya.

- Advertisement -

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng, Putu Adiptha Eka Putra mengatakan, penataan ini akan mulai dilakukan pada tahun 2026 mendatang. Proyek ini akan melibatkan tokoh-tokoh Buleleng dan arsitek lokal. Konsep ini menghidupkan kembali nilai historis Belanda, namun dibalut dengan nuansa khas Buleleng.

“Gedung-gedung tua akan direstorasi sesuai struktur aslinya, namun diberi fungsi baru yang lebih ramah untuk anak-anak dan masyarakat,” katanya.

Adipta menjelaskan, dalam penataan ini, RTH di Rumah Jabatan Bupati Buleleng akan dibagi menjadi dua zona. Yakni zona pelemahan kangin di sisi timur, dan sebelah barat menjadi zona pelemahan kauh. Nantinya suasana kota disebut akan terasa lebih hidup.

”Vibes pusat kota akan terasa lebih hidup, sekaligus estetis, dengan penggunaan paving artistik dan pencahayaan tematik,” kata dia.

Selain itu, proyek ini juga akan merenovasi Kantor Bupati Buleleng. Renovasi akan dilakukan pada bagian pintu masuk. Nantinya pintu masuk dan keluar ke kantor pusat pemerintahan itu, akan terfokus menjadi satu di tengah.

 “Nanti pintunya akan jadi satu, di tengah persis di belakang Tugu Singa Ambara Raja. Tidak ada pintu samping kanan dan samping kiri lagi,” tutup Adiptha. (*)

Pewarta: Kadek Yoga Sariada

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts