Singaraja, koranbuleleng.com| SMP Bhaktiyasa, Singaraja terancam tutup karena tidak ada siswa yang mendaftar ke sekolah tertua di Buleleng. Bahkan, untuk jumlah siswa saat ini yang masih aktif belajar di sekolah ini hanya berjumlah 13 orang dari kelas 9.
Sementara untuk tingkat SMA, Sekolah Bhaktiyasa sudah tidak memiliki siswa. Dan untuk jenjang SMK, ditahun 2018 lalu sebenarnya menerima 3 orang siswa. Namun karena jumlah siswa yang sedikit, yayasan terpaksa memindah 3 siswa SMK tersebut ke sekolah SMK lain di Buleleng.
Ketua Yayasan Bhaktiyasa Putu Mertayasa tidak menampik kondisi tersebut. Menurutnya, hal itu terjadi karena pelaksanaan PPDB dengan sistem zonasi. Sehingga, para siswa lebih berminat untuk melanjutkan jenjang pendidikan di sekolah Negeri yang dekat dengan rumah siswa.
Selain karena sistem zonasi, salah satu penyebab yang diduga menjadi penyebab Sekolah Bhaktiyasa tidak mendapatkan siswa, karena banyak sekolah negeri yang secara sepihak justru menambah Rombongan Belajar (Rombel) atau jumlah kelas.
“Sekarang kami yang sudah membuka pendaftaran, belum ada siswa yang mendaftar. Baru 3 lulusan hanya ambil formulir saja, tapi tidak mendaftar ulang” terangnya.
Putu Mertayasan berharap ada keberpihakan dari Pemerintah terhadap sekolah swasta di kabupaten Buleeng. Ia juga mengatakan jika pelaksanaan PPDB dengan system zonasi ini harus dievaluasi, walaupun tujuannya bagus untuk penyetaraan kualitas pendidikan di setiap sekolah.
Hanya saja kata dia, jika kondisi ini dibiarkan, tidak menutup kemungkinan Sekolah Bhaktiyasa sebagai sekolah tertua di Buleleng akan tutup atau tidak beroperasi.
“Tentu kami tidak ingin itu terjadi, dan tentunya kami akan meningkatkan pelayanan, dengan konsep pengawasan ketat, dan meningkatkan rasa kedekatan emosional terutama kepada alumni untuk memberikan kontribusi terbaik,” tuturnya. |RM|