Singaraja, koranbuleleng.com| Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng akan menyiapkan agenda parade dan workshop permainan tradisional khas Buleleng. Rencananya, ada lima permainan tradisional yang akan mengawali parade tersebut. Agenda ini sebagai mempunyai tujuan sebagai edukasi warisan budaya dan pelestarian seni dan budaya daerah.
Kepala Bidang Kebudayaan Disbud Buleleng Wayan Sujana menjelaskan, kegiatan ini merupakan program terusan dari Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI. Nantinya,a akan digelar dua kegiatan mulai dari workshop dan juga parade permainan tradisional.
Seluruh kegiatan ini akan melibatkan siswa SMA/SMK di Buleleng. Disbud kata SUjana sudah memilih empat sekolah yang akan terlibat yakni SMA Negeri Bali Mandara, SMA Negeri 1 Singaraja, SMA Negeri 4 SIngaraja, dan SMK Negeri 1 Singaraja.
“Pemerintah pusat menginginkan ada edukasi dari kegiatan ini, apakah tentang nasionalisme, sosial budaya, filosofi dan moral yang menyangkut tentang sportifitas. Makanya kami melibatkan sekolah,” jelasnya.
Wayan SUjana mengatakan, ada lima permainan tradisional yang akan diangkat dalam kegiatan workshop dan juga parade tersebut. Masing-masing Megoak-goakan, megangsing, dan juga mejaran-jaranan. Untuk megangsing akan ditampilkan permainan dari dua wilayah yang berbeda. Di wilayah Buleleng Barat akan mengangkat megangsing dari Desa Gobleg, Gesing, dan Desa Munduk, sedangkan wilayah Buleleng Timur akan menghadirkan permainan megangsing dari Desa Suwug dan Desa Sudaji.
Hal yang sama juga berlaku untuk permainan mejaran-jaranan. Yang akan diangkat adalah dari Kelurahan Banyuning dan Kelurahan Beratan. Keduanya memang diketahui memiliki permainan mejaran-jaranan dengan format yang berbeda.
Yang menarik dari kegiatan ini Sujana menambahkan, para siswa yang nantinya akan terlibat diwajibkan membuat sebuah laporan dari workshop yang berlangsung. Laporan ini nantinya akan dijadikan kajian ilmiah, untuk selanjutnya mendaftarkan permainan tradisional milik Buleleng itu sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
“Hasil akhirnya, hasil workshop bisa dijadikan kajian ilmiah karena kita akan mendaftarkan sebagai WBTB. Dan para siswa juga akan menjadi pionir untuk menyebar luaskan permainan tradisional tersebut,” ujar Sujana.
Sementara itu, Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng sebenarnya sudah menentukan waktu pelaksanaan kegiatan, yakni workshop yang direncanakan berlangsung 29 November 2019 di Wantilan Sasana Budaya Singaraja, sedangkan Parade Permainan Tradisional akan digelar 1 Desember 2019 di Taman Kota SIngaraja bertepatan dengan kegiatan car Free Day. Namun ternyata, diwaktu terebut para siswa tengah melaksanakan kegiatan ulangan akhir semester. Sehingga masih akan melakukan koordinasi lebih lanjut. |RM|