Singaraja, koranbuleleng.com| Komisi 4 DPRD Kabupaten Buleleng meminta agar Pemerintah kabupaten Buleleng melakukan evaluasi, terhadap sejumlah kegiatan festival yang berlangsung selama ini. Dewan menilai festival belum memberikan output yang memuaskan.
Wakil Ketua Komisi 4 DPRD Buleleng Haji Mulyadi Putra langsung menyampaikan hal itu saat melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Kebudayaan (Disbud) Buleleng Selasa, 12 November 2019. Berdasarkan data yang diperoleh Dewan, tercatat ada 13 kegiatan Festival yang digelar di Buleleng dalam setahun.
Apalagi khusus untuk tahun 2020 mendatang kata Mulyadi, anggaran yang disiapkan untuk melaksanakan festival terbilang besar.
“Di Dinas Kebudayaan saja Rp3,2 miliar per tahun. Itu belum di Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian, termasuk di kecamatan-kecamatan. Ini kami pertanyakan seperti apa efektifitasnya,” ujarnya.
Baginya, pelaksanaan festival tidak hanya menyoal tentang pelestarian dan pengembangan seni budaya, namun juga harus memperhitungkan output dan outcome terhadap pariwisata. Sehingga, Politisi PKB ini meminta agar Pemkab Buleleng segera melakukan evaluasi.
“Kami tidak mau festival ini kesannya hanya jadi hiburan seperti pasar malam. Orang ramai-ramai datang, melihat, setelah itu tidak ada implikasi pada pariwisata. Sebab pariwisata Buleleng itu banyak sekali yang belum tereksplorasi,” tegasnya.
Atas hal tersebut, Sekretaris Dinas Kebudayaan Buleleng I Made Sudiarba menyebut jika selama ini misi utama festival ialah pelestarian seni budaya. Sehingga animo masyarakat makin meningkat. Terlebih pariwisata di Bali, termasuk di Buleleng, berlandaskan pada pariwisata budaya.
“Ada banyak kesenian yang hilang kami bangkitkan dan berikan ruang untuk tampil lewat festival. Kalau kita tidak memberikan ruang, kesenian-kesenian seperti dangin dan dauh enjung atau kesenian arja lama-kelamaan akan punah. Kalau itu terjadi kita gagal melakukan upaya pelestarian,” ujarnya. |RM|