Singaraja, koranbuleleng.com| Nasib Kadek Ratih Juniari, bocah berusia 1,5 tahun ini sungguh malang. Sudah selama setahun lebih Ia harus buang air besar (BAB) secara tidak normal, karena tidak memiliki lubang anus. Selama ini, Ia harus BAB melalui lubang sementara pada bagian perut kirinya.
Jika dilihat secara kasat mata, fisik bocah perempuan tersebut terlihat sangat normal. Ia bahkan terlihat selalu riang ketika bermain dengan Luh Rismayani kakak perempuannya. Namun siapa sangka jika putri pasangan Komang Putra Indrawan dan Komang Lestariasih dari Banjar Dinas Padangbulia, Desa Padangbulia, Kecamatan Sukasada ini ternyata memiliki fisik yang tidak sempurna.
Kondisi tubuh tanpa lubang anus terjadi sejak Ia dilahirkan 26 Juni 2018 lalu. Komang Lestariasih menjalani proses kelahiran secara normal pada seorang Bidan di Desa Sari Mekar, Kecamatan Buleleng. Tidak ada yang aneh ketika Ia kembali ke rumah setelah proses persalinan. Semuanya terlihat normal. Hingga kemudian, Ratih Juniari rewel dan selalu menangis. Saat itulah kemudian dilihat jika perut putrinya itu kembung. Saat itu, usia bocah perempuan itu baru berusia 24 hari.
Komang Putra Indrawan bersama Istrinya Komang Lestariasih kemudian datang kembali ke Bidan untuk memeriksakan kondisi bayinya. Saat itulah baru diketahui jika Putri kedua mereka tidak memiliki lubang anus.
“Setelah dari Bidan, langsung diantar ke rumah sakit. Pas di rumah sakit itu kemudian diperiksa, dan katanya mau dioprasi, dibuatkan lubang diperutnya,” tutur Putra Indrawan.
Paska operasi pembuatan lubang sementara pada bagian perut sebelah kiri, pihak RSUD Buleleng memberikan penjelasan jika putrinya masih harus menjalani operasi sebanyak dua kali lagi. Hanya saja, oprasi itu baru bisa dilakukan saat nanti usia Putrinya sudah lebih dari satu tahun.
Sembari menunggu operasi lanjutan, Putra Indrawan hanya melakukan pemeriksaan rutin pada seorang perawat, hanya untuk sekedar membersihkan lubang bagian perut putrinya itu agar tidak iritasi.
“Ya biasa saja sebenarnya anak saya, jarang menangis. Memang pernah beberapa kali nangis, karena sempat iritasi. Dan saya periksakan lagi ke perawat yang biasa merawatnya,” jelasnya.
Setahun lebih berjalan tepatnya bulan Agustus lalu, Pasangan suami istri yang ekonominya kurang mampu itu kemudian membawa buah hatinya ke RSUD Buleleng. Niatnya, untuk menanyakan terkait kelanjutan operasi untuk putrinya. Tiba di RSUD Buleleng, kondisi putrinya sempat dilakukan pemeriksaan. Bahkan sempat menjalani rapat inap beberapa hari.
“Tapi kemudian kami disuruh pulang. Katanya tim dokternya yang mau operasi belum siap. Dan sampai sekarang kami masih menunggu telepon dari rumah sakit,” ujarnya.
Disisi lain, Komang Putra Indrawan merupakan salah seorang warga yang kurang mampu di Desa Padangbulia, Kecamatan Sukasada. Ia bersama keluarga kecilnya selama ini tinggal dengan meminjam sebuah lahan milik warga setempat. Bekerja sebagai buruh serabutan, penghasilannya dalam sehari terkadang masih sangat kurang untuk biaya hidup.
Terlebih lagi, Ia juga harus menanggung Ibunya Ni Luh Janji dan kakaknya Gede Tisna yang menderita sakit epilepsi. Apalagi kini, Ia sudah tidak bisa bekerja selama 1,5 bulan, karena terjatuh saat bekerja.
Anehnya, hidup dalam kondisi kekurangan, Komang Putra Indrawan justru tidak pernah tersentuh program bantuan apapun dari Pemerintah. Yang Ia terima selama ini hanya fasilitas Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Kondisi itupun diakui oleh Kelian Banjar Dinas Padangbulia, Desa Padangbulia Kecamatan Sukasada Gede Toni Wartama. Padahal menurutnya, keluarga Putra Indrawan selalu tercatat dan diusulkan agar mendapatkan bantuan dari Pemerintah. Namun sayang dalam realisasinya, nama keluarga itu tidak masuk dalam catatan penerima bantuan.
“Dulu pernah dijanjikan untuk mendapatkan bantuan bedah rumah, itu saat mau Pilkada Gubernur. Sudah ada orang yang survey, tapi sampai sekarang tidak ada realisasinya,” ujar Toni Wartama.
Sementara itu, sebagai bentuk kepedulian terhadap Keluarga Komang Putra Indrawan, Mahasiswa STAH Negeri Mpu Kuturan Prodi Ilmu Komunikasi Pokjar Sukasada mengunjungi keluarga tersebut Sabtu, 30 November 2019. Kunjungan itu juga merupakan bagian dari kegiatan Kuliah Lapangan untuk Mata Kuliah Agama Hindu. Dalam kesempatan itu, diserahkan bantuan berupa uang tunai, paket sembako dan juga perlengkapan sekolah.
Dosen Agama Hindu STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja Made Agus Andi Purnomo menjelaskan, kuliah lapangan ini adalah kuliah yang dilaksanakan di luar kelas. Tujuan adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai keadaan riil di lapangan. Menurutnya, pendidikan Agama tidak hanya pada tataran jnana (pengetahuan). Tetapi juga pada tatawan wijnana (pengetahuan yang dilaksanakan).
“Tujuan kuliah lapangan menyeimbangkan keduanya. Dengan turun ke masyarakat dan orang yang membutuhkan, mahasiswa mampu mengimplementasikan rasa peduli terhadap sesama. Sebagai wujud nyata ajaran-ajaran agama pada tataran laku bukan hanya pada tataran konsep,” jelasnya. |RM|