Singaraja, koranbuleleng.com| Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana secara resmi melantik I Gede Bobi Suryanto sebagai Direktur Utama (Dirut) PD Swatantra Kabupaten Buleleng periode 2020-2025, Senin 24 Februari 2020. Bobi, Direktur baru ini melirik peluang kerjasama sebagai rencana pengembangan usaha untuk mengembangkan dan menjual minuman beralkohol seperti arak Bali dan wine dengan para pengusaha yang bergerak dibidang minuman tersebut. Ini menyusul dengan legalisasi arak Bali oleh Gubernur Bali, Wayan Koster.
Sebagai nakhoda baru di PD Swatantra, secara umum Bobi mengaku beberapa program bisnis terdahulu tetap dilanjutkan. Kerjasama juga dimungkinkan dengan pelaku usahakecil menengah (UKM) di Kabupaten Buleleng. Dan salah satu hal yang ingin dikerjakan dalam waktu dekat adalah melakukan perubahan manajemen pengelolaan perkebunan yang menjadi aset PD Swatantra.
“Unit perkebunan yang dimiliki akan kita usahakan lebih berkembang dan lebih maju dengan sistem pengelolaan dan budidaya,” ucapnya.
Untuk diketahui, Bobi menggantikan Posisi Dirut yang sebelumnya dijabat oleh Ketut Siwa. Bobi terpilih melalui proses seleksi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng, dimana sebelumnya Ia bersaing dengan beberapa orang.
Setelah lulus seleksi administrasi, selanjutnya Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana melakukan fit and proper test terhadap tiga peserta peringkat teratas pada calon PD Swatantra. Mereka adalah Nyoman Widiarsa, asal Desa Kerobokan Kaje, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Janarti asal Jalan Gajah Mada Singaraja, Kecamatan Buleleng, dan I Gede Bobi Suryanto, Desa Tista, Kecamatan Busungbiu. Dari itu, kemudian terpilihlah I Gede Bobi Suryanto sebagai peraoh nilai tertinggi.
Bupati Agus Suradnyana menyebut PD Swatantra sudah mengalami perkembangan yang cukup pesat dibawah kendali Dirut sebelumnya.
Hanya saja, PD Swatantra tidak harus terfookus pada satu bidang usaha. Dirut yang baru pun kemudian dituntut untuk bisa mengembangkan PD Swatantra untuk memaksimalkan lahan yang menjadi aset dan dikelola. Termasuk untuk memberdayakan usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
“Saya berikan waktu satu tahun, karena bisnis itu tidak bisa cepat,” ungkapnya usai pelantikan.
Menurut Agus Suradnyana, PD Swatantra harus lebih bersinergi dengan pihak terkait. Sektor lain bisa diberdayakan seperti pertanian, peternakan dan perkebunan karena ruang geraknya lebih luas. Oleh karena itu, komunikasi dengan Dinas terkait harus baik.
Seperti dengan Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disdagprinkop UKM) untuk mengurus dan mengetahui UMKM mana yang bisa diberdayakan. Selain itu, ada Dinas Pertanian tentang suplai bahan baku melalui hasil pertanian yang ada.
“Misalnya bikin olahan jagung. Ambil jagung dari Gerokgak. Suplainya harus berkelanjutan. Pasarnya juga harus jelas. Dinas terkait bersama PD Swatantra yang ngurus. Bukan petaninya,” tegasnya. |RM|