Singaraja, koranbuleleng.com |Ditengah upaya untuk lepas dari Pandemi Corona Virusdeases (COVID 19), Buleleng justru mencatat angka kasus penyakit demam beradarh cukup tinggi, hingga 1.059 kasus. Kasus tertinggi terjadidi bulan Januari – Februari 2020.
Menurut Wakil Bupati Buleleng, dr Nyoman Sutjidra Sp.OG, faktor utama pemicu tinggiya kasus demam berdarah di Buleleng adalah cuaca. “Januari – Februari itu curah hujan memang tinggi, namun sering juga terjadi cuaca yang cukup panas,” terang Sutjidra
Dari angka kasus sebanyak 1.059 itu, terdapat dua kasus meninggal dunia karena demam berdarah. Sehingga, sejumlah langkah telah dilakukan Pemkab Buleleng untuk menekan angka demam berdarah ini.
Di garda terdepan, tim kesehatan dari masing-masing Puskesmas di Buleleng bergerak memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan, warga juga diminta terus berkolaborasi dengan pemerintah melakukan upaya pembersihan lingkungan mencegah perkembangbiakan jentik nyamuk.
“Pemberantasan sarang nyamuk ini sangat penting, tim dari puskesmas bergerak melakukan upaya edukasi kepada masyarakat.” terang Sutjidra, Jumat 10 Apri 2020.
Sujidra juga mengatakan pemerintah telah membagikan bubuk abate di beberapa wilayah yang terjangkit demam berdarah.
“Wilayah yang paling tinggi terjangkit ada di Kecamatan Buleleng, lalu Gerokgak sementara daerah lainnya merata. Mudah-mudahan ini juga cepat bisa kita atasi,” ujarnya. |NP|