Buda Wage Kulawu Bentuk Syukur dan Pengendalian Gunakan Harta Benda

I Kadek Abdhi Yasa, M.Pd|FOTO:Luh Sinta Yani|

Singaraja, koranbuleleng.com| Masyarakat Bali sangat menghormati dan menjaga tradisinya. Termasuk menjaga kehidupan nafas ekonominya dengan cara menghaturkan persembahan upakara. Persembahan upakara merupakan bentuk syukur yang selalau dirayakan pada hari tertentu.

- Advertisement -

Seperti pada  Rahina Buda Cemeng Klawu atau kerap juga disebut dengan Buda Wage Kulawu merupakan hari pemujaan terhadap Bhatara Sri Rambut Sedana, yang jatuh setiap 210 hari pada hari Rabu Wage wuku Klawu kalender Saka-Bali.

Dewi Sri adalah simbol dewi kemakmuran dan kesejahteraan, sehingga perayaan Rahina Buda Wage Klawu ditandai dengan mengupacarai harta benda. Buda Wage Kulawu ini dirayakan masyarakat Bali dengan khusuk yang jatuh pada, Rabu 11 Agustus 2021.

Menurut penjelasan dari I Kadek Abdhi Yasa, M.Pd., dosen program studi Penerangan Agama Hindu STAH Negeri Kuturan, hari raya Buda Wage Kulawu adalah hari beryoganya Bhatara Sri, sehingga umat Hindu membuat ritual untuk memaknai dan menghargai uang dan harta lainnya.

Menurut adat istiadat  umat Hindu di Bali meyakini Ida Betari Rambut Sedana/Dewi Laksmi sedang melaksanakan yoga dan di percaya juga pada hari ini tidak diperbolehkan menggunakan uang untuk hal-hal yang sifatnya tidak kembali berupa wujud barang, misalnya membayar hutang atau menabung, karena dipercaya uang/kekayaan tersebut nantinya tidak dapat kembali selamanya dan menghilang.

- Advertisement -

Biasanya pada setiap tempat yang digunakan untuk menyimpan uang, diberikan sesajen khusus untuk menghormati Dewi Laksmi Sri sebagai wujud ungkapan rasa terima kasih atas pemberian-Nya. “Filosofi Buda Wage Klawu ada di kekawin Nitisastra IV.7 yang maknanya bahwa pada kaliyuga ini peran uang sangat penting, tidak ada yang lebih bernilai daripada uang.” Jelas Abdhi. 

Kendatipun demikian, Abdhi memaparkan bahwa jangan sampai uang mampu mengendalikan manusia. Makna sesungguhnya perayaan Buda Wage Kulawu adalah masyarakat Hindu diajarkan untuk selalu bersyukur dan menggunakan uang dengan bijaksana serta tidak berfoya-foya. Dalam ajaran agama hindu, penggunaan uang dapat dipakai menjadi tiga hal yaitu untuk darma yang artinya uang digunakan untuk melakukan hal-hal kebaikan seperti berdana punia.

Kedua untuk kama yaitu uang dipakai untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Dan yang ketiga untuk artha, yaitu uang dipakai untuk menambah lagi uang tersebut, seperti dipakai untuk usaha. “saat ini masyarakat sudah cukup teredukasi mengenai makna Buda Wage Klawu ini karena informasi-informasi yang didapatkan sudah semakin luas.”imbuh Abdhi.|SY|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts