Direktur utama RSUD Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha |FOTO : arsip|
Singaraja, koranbuleleng.com | Beberapa waktu lalu, tersiar kabar di media massa, pesohor tanah air, Deddy Corbuzier terpapar COVID-19 hingga mengalami badai sitokin.
Badai sitokin menjadi salah satu masalah serius dalam masa pandemi ini. Pasien yang terpapar virus COVID-19 banyak yang meninggal bukan karena virusnya, namun akibat serangan badai sitokin tersebut.
Direktur Utama RSUD Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha, Sp.PD, menerangkan bahwa badai sitokin adalah istilah semi medis yang menunjukan seseorang mengalami imflamasi atau radang yang cukup berat.
Pasien mengalami kondisi respons imun tubuh yang berlebihan. Biasanya kondisi tersebut dipicu oleh infeksi. Sitokin sendiri merupakan protein yang mengkomunikasikan sinyal-sinyal dalam tubuh untuk merespons infeksi.
Kondisi ini menyebabkan antibodi menguasai antigen sehingga merangsang segenap respon tubuh. Kerusakan itu ditimbulkan dari sistem imun kita yang tidak baik. “Jika imun yang tidak baik, maka akan terjadi kerusuhan di dalam tubuh” papar Arya.
Jika diibaratkan dengan kondisi sosial dalam kehidupan masyarakat, misalnya jika ada masyarakat melakukan demo, kemudian ada tentara yang datang dan akan mengamankan tempat tersebut. Jika tentara mampu mengendalikan dan mendamaikannya, maka kondisinya akan sangat baik. Namun jika terjadi kerusuhan sehingga menimbulkan kerusakan. Aparat keamanan justru merangsang terjadinya kerusakan ini karena tidak mampu mengendalikan “Ini yang dimaksud dengan badai sitokin dalam dunia makrokosmos,” ujar dr. Arya.
Arya mengungkapkan gejala dan tanda adanya badai sitokin adalah radang meningkat, ada pemeriksaan Lab C-Reaktif Protein, dan sel darah putih yang meningkat.
Penanganan pasien yang mengalami badai sitokin dari radang yang ditimbulkan biasanya diberikan obat mediator radang. Untuk melancarkan peredaran darah yang menggumpal maka akan diberikan pengencer darah, oksigen, dan nutrisi. |
Arya berharap masyarakat tetap waspada dengan menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. |SY|