Singaraja, koranbuleleng.com | Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng meraih penghargaan sebagai Desa Mandiri Inspiratif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI).
Desa Pemuteran sendiri merupakan desa yang ke 6 yang mendapat penghargaan yang sama di seluruh Indonesia.
Prestasi diraih Desa Pemuteran tidak lain berkat warisan budaya, kekayaan alam, dan kreatifitas masyarakatnya yang dijadikan landasan untuk mengembangkan desa wisata. Desa yang berada di Buleleng Barat ini memang tidak jarang mendapat penghargaan baik skala nasional maupun internasional.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara mengatakan, masyarakat Buleleng patut berbangga hati atas prestasi yang diperoleh Desa Pemuteran.
Prestasi yang diraih pun tidak seketika langsung didapat, pihaknya mengakui pemerintah daerah bersama pemerintah Provinsi melakukan berbagai tahapan agar desa bisa meningkat desa agar bisa berkualitas.
“Kita lakukan secara bertahap, perlu proses yang tidak mudah. Kita lakukan bertahap dari tahun ke tahun. Kita lakukan pembenahan, pendampingan dan pembinaan. Jadi dengan raihan ini kita harus bangga” Dody, rabu 8 Desember 2021
Pihaknya juga mengakui, seiring berjalannya waktu, Desa Pemuteran sudah dapat berjalan secara mandiri secara berkelanjutan tanpa terlalu bergantung secara finansial kepada pemerintah baik daerah maupun pusat.
Dengan prestasi yang diraih , pihaknya berharap desa lain mencontoh apa yang telah diraih desa Pemuteran. Tujuannya akhirnya adalah untuk memajukan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut.
“Kami harap desa-desa lain juga tetap berinovasi, agar bisa meniru jejak desa pemuteran. Setelah desa-desa maju, otomatis Buleleng juga ikut maju,” imbuhnya
Sementara itu, Ketua Pokdarwis desa Pemuteran I Ketut Sutrawan mengatakan, jika pihaknya hanya melanjutkan serta mengembagkan kembali apa yang telah diwariskan oleh pendahulunya.
Program kerja prioritas yang dikerjakan meliputi perawatan terumbu karang, konservasi penyu, dan penghijauan Bukit Batu Kursi bekerjasama dengan semua pihak untuk mempertahankan yang sudah ada.
“Selain kita mempertahankan yang sudah ada, kita juga kembangkan yang lain. Jadi tamu yang datang tidak itu-itu saja, bisa beragam tidak hanya tamu Eropa saja.” katanya |ET|