Singaraja, koranbuleleng.com| Sore itu, suasana ramai terlihat di rumah Sisca De Panggabean, 49 tahun, di Lingkungan Tegal Mawar, Kelurahan Banjar Bali, Singaraja. Namun, suasana ramai itu tidak datang dari warga setempat yang berkumpul di rumah tersebut, melainkan dari belasan anjing yang dipelihara oleh Sisca.
Belasan anjing itu tampak mengerti dan sangat manut dengan waria yang akrab dipanggil Mami Sisca itu.
Waria yang memiliki nama asli Gede Panggabean ini menyebut kesenangannya memelihara anjing berawal dari 2014 lalu. Kala itu ia menemukan seekor anjing kecil terlantar, saat berkunjung untuk membawakan obat orang dengan HIV/AIDS (ODHA) ke salah satu desa di Buleleng. Karena merasa iba, ia pun lantas membawa anjing itu pulang.
Dari situlah kecintaannya terhadap anjing muncul. Saat ini dia telah memelihara sebanyak 16 ekor anjing dan 4 ekor kucing. Semua peliharaan itu, ditemukannya terlantar di jalanan. Tidak hanya anjing ras Bali, dari belasan anjing itu juga ada ras luar bali.
“Anjing itu saat itu dipukul oleh anak-anak di sana. Kondisinya memprihatinkan, rasanya anjing itu berbicara untuk diselamatkan. Dari sana saya jatuh cinta untuk memelihara anjing,”ujar Mami Sisca ditemui belum lama ini.
Kata Sisca, setiap harinya ia bisa mengabiskan tiga kilogram nasi untuk memberi pakan peliharaannya itu. Selain itu, sebagai lauk pelengkap ia membelikan tetalan ayam Rp 25 ribu per harinya. Karena rasa cintanya itu, ia juga tak malu untuk memungut tulang dari makanan sisa peserta acara yang dihadirinya.
“Untuk buat selter dana yang tidak ada. Tidak ada donatur tetap, jadi saya pelihara sendiri di rumah. Makannya tiga kali sehari pagi, siang, malam. Pagi saya ngopi, mereka juga ikut makan. Setiap minggu juga saya mandikan mereka,”kata dia.
Dengan banyaknya anjing liar yang di pelihara, Sisca pun tidak merasa takut terinfeksi rabies. Ia menyebut, belasan anjing peliharaannya itu sudah di vaksin Anti rabies (VAR) per enam bulannya.
“Semuanya sudah divaksin. Biasanya petugas vaksin rabies keliling dari Dinas Pertanian, datang kesini setiap enam bulan. Mungkin bau saya juga sudah dikenali ya, setiap saya dekati anjing itu tidak ada yang marah sama saya,” ucapnya.
Sisca menambahkan, penyelamatan anjing terlantar itu juga tidak berjalan mulus. Beberapa anjing peliharaan, yang di ambil dari jalanan itu ada beberapa ekor yang mati.
“Tahun lalu ada tiga ekor yang mati. Padahal sudah di suntik ke dokter hewan, tapi akhirnya tetap mati. Saya tidak mempermasalahkan uang yang penting saya menolong,” pungkasnya. |YS|