Denpasar, koranbuleleng.com | Bali and Beyond Tourism Fair (BBTF) ke-8 mempertemukan 181 seller, 273 buyer dari 30 negara di dunia. Agenda bisnis yang digelar oleh ASITA Bali, berusaha menggaet beberapa negara yang selama ini tidak pernah terlibat untuk untuk ikut serta dalam acara pameran pariwisata, salah satunya adalah Nigeria.
BBTF yang dibalut dengan tema Balancing in Harmony dibuat dengan tujuan menciptakan pariwisata yang berkelanjutan dan memberi multiflyer impact yang lebih banyak kepada masyarakat.
Wakil Gubernur Bali, Prof. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, menegaskan bahwa Pembangunan di Bali selama ini telah menyimpang dari kaidah filosofi yang diwariskan oleh leluhur masyarakat Bali. Tidak seimbang antara utara, selatan, timur dan barat. Pemerintah Provinsi Bali saat ini tengah berupaya menyeimbangkan pembangunan di Bali antara lain dengan pembangunan Tol Denpasar Gilimanuk. “Jika dengan menggunakan jalur umum, dari Denpasar menuju Bali Barat atau Gilimanuk memerlukan waktu 4 sampai 5 jam, dengan adanya Tol Denpasar -Gilimanuk hanya memerlukan waktu kurang dari 2 jam. Ini juga akan mendukung industri perikanan yang ada di Bali Barat”, ungkap pria yang akrab dengan sebutan Cok Ace.
Di samping itu juga Pemerintah Provinsi Bali tengah mengembangkan health tourism yaitu dengan pembangunan rumah sakit internasional yang berada di wilayah kawasan wisata Sanur.
Keberadaan rumah sakit internasional ini diharapkan bisa mempengaruhi WNI tidak lagi berobat di luar negeri, namun dapat memilih Bali sebagai opsi pengobatan sambil menikmati keindahan alam dan budayanya. Hal ini didukung dengan beberapa proyek infrastruktur seperti pembangunan ‘sanur harbour’ serta Bali Mangusadi yang merupakan Asosiasi Herbal Bali.
Cok Ace berharap kepariwisataan Bali lebih berkwalitas, tidak hanya mengacu pada jumlah wisatawan yang datang namun juga pariwisata yang dapat memberi manfaat luas kepada masyarakat di sekitarnya. |NP|
