Singaraja, koranbuleleng.com| Sebanyak 18 desa di Buleleng berpotensi mengalami kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Namun, hingga pertengahan September ini belum ada dari belasan desa tersebut yang meminta bantuan air bersih.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, 18 desa tersebut tersebar di tujuh kecamatan. Diantaranya ada di tiga kecamatan di wilayah timur, empat desa di Kecamatan Tejakula yakni, Desa Sembiran, Bondalem, Madenan, dan Desa Tembok, kemudian di Kecamatan Kubutambahan dua desa yakni, Desa Bengkala dan Bulian, selanjutnya empat desa di Kecamatan Sawan yakni, Desa Bungkulan, Sangsit, Giri Emas, dan Desa Jagaraga.
Sementara di wilayah tengah, ada dua desa di Kecamatan Sukasada yakni, Desa Kayu Putih Melaka dan Panji Anom. Kemudian ada tujuh desa di wilayah barat, diantaranya tiga desa di Kecamatan Banjar yakni, Desa Banjar, Kaliasem, dan Sidatapa, kemudian di Kecamatan Seririt, yakni Desa Ularan, dan yang terakhir ada dua desa di Kecamatan Gerokgak, yakni Desa Tukad Sumaga dan Desa Sumberkima.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan, hingga pertengahan September 2022, belum ada yang mengajukan permintaan air bersih ke BPBD Buleleng karena potensi kekeringan itu. Namun, beberapa desa sempat mengajukan permintaan air yang diakibatkan pompa air yang dimiliki desa mengalami kerusakan.
“Ada desa yang mengajukan permohonan yang disebabkan kendala teknis. Karena mesin pompa untuk pendorong air bersih di desa mengalami kerusakan, karena pihak desa melakukan perbaikan kami membantu menyuplai air bersih. Seperti Desa Sinabun, Sawan, dan Tembok,” terang Ariadi, Kamis, 15 September 2022.
Sementara informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah Bali, pada bulan Agustus hingga Oktober ini merupakan puncak musim kemarau di Bali. Namun, pada bulan ini beberapa kali hujan turun di wilayah Buleleng sehingga tidak menyebabkan tanah di Buleleng terlalu tandus.
Sebelumnya, kata Ariadi, memang sempat terjadi kebakaran lahan yang terjadi di lahan tandus. Namun, kebakaran itu sering terjadi karena diakibatkan pembakaran sampah di sekitar lahan tersebut. “Dari laporan Dinas Pemadam Kebakaran ada beberapa titik mengalami kebakaran, terutama karena kebakaran sampah dan sudah ditangani oleh Damkar. Biasanya kekeringan di Buleleng, banyak terjadi di daerah atas,” kata Ariadi.
Disisi lain, dikutip dari akun Instagram BMKG Bali, perkiraan cuaca di 9 kecamatan di Buleleng, pada Kamis, 15 September 2022 diperkirakan cerah berawan dengan rata-rata suhu udara 24-31 derajat celcius.|YS|