Singaraja, koranbuleleng.com| Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, berencana akan menambah sejumlah koleksi dan mengajak kelompok anak muda untuk mengisi kegiatan di Museum Soenda Ketjil, kawasan Pelabuhan tua Buleleng.
Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng, I Nyoman Wisandika mengatakan, untuk menarik minat pengujung pihaknya telah gencar melakukan berbagai kegiatan, salah satunya pameran pertanian di Museum Soenda Ketjil. Selain itu, pengunjung yang masuk ke museum pun tidak dipungut retribusi. Namun, rupanya hal itu belum bisa menarik kunjungan yang signifikan.
Selain melakukan berbagai kegiatan, pihaknya juga akan mencoba mengkaji kembali jam buka dan tutup museum tersebut. Nantinya, petugas jaga akan dibagi beberapa shift. Sehingga masyarakat bisa melakukan kunjungan pada malam hari.
“Tutupnya sore, sesuai jam kerja. Kami akan kaji lagi jam operasionalnya karena Eks Pelabuhan Buleleng itu kan ramai sore dan malam hari,” ujar Wisandika, Rabu, 14 Desember 2022.
Kata Wisandika, pemerintah akan mencoba menambah beberapa koleksi yang ada di museum tersebut, dengan melakukan penjajagan dengan ahli waris atau keluarga Mr I Gusti Ketut Pudja serta pemerintah pusat. Selain menambah koleksi, untuk memberi warna pihaknya juga akan mengajak kelompok anak muda untuk berkegiatan di museum.
“Museum ini dibangun sebagai wadah untuk anak mudah beraktivitas, berkreasi dan belajar sejarah tentang Buleleng. Makanya ada ruang kosong yang disediakan di museum itu,” kata dia.
Sekedar informasi, pengadaan museum tersebut menelan anggaran Rp 1 Miliar yang bersumber dari Kemendikbud RI untuk mengedukasi masyarakat, bahwa pada zaman dahulu Buleleng merupakan pusat ibukota Bali, NTT dan NTB atau yang disebut dengan Provinsi Sunda Kecil. Gubernurnya kala itu Mr I Gusti Ketut Pudja. Di museum tersebut terdapat beberapa barang peninggalan milik Mr Pudja, buku, foto dan beberapa cerita sejarah. |YS|