Singaraja, koranbuleleng.com| Harga terlur di Pasar Anyar Buleleng, merangkak naik. Harga 1 krat telur di pasar terbesar di Buleleng ini, mengalami kenaikan secara berkala mulai dari Rp2.000 hingga Rp5.000. Pedagang maupun pembeli pun mengeluhkan kenaikan harga ini.
Salah satu pedagang telur di Pasar Anyar Buleleng Ayu Jayanti mengaku, kenaikan harga telur sudah terjadi sejak seminggu yang lalu. Kenaikan terjadi di semua ukuran telur, baik telur ukuran kecil maupun besar. Karena hal itu, pedagang telur hanya menjual telur besar saja, karena tidak mendapat suplai telur kecil lantaran terjadinya kenaikan harga.
Kata Jayanti, telur yang disuplai dari Kecamatan Kintamani, Bangli. Dimana, jika sudah terjadi kenaikan harga telur akan sama rata. “Kalau sekarang harga telurnya Rp58.000 ribu per krat, sebelumnya harga telur di kisaran Rp54.000 untuk telur kecil dan Rp56.000 untuk telur besar,” katanya,
Ia mengeluhkan kenaikan harga telur ini juga mempengaruhi tingkat pembelian telur di Pasar Anyar yang kini menjadi menurun. Namun ia tidak menyebutkan pasti jumlah penurunan pembeli. Ia juga mengaku tidak mengetahui pasti penyebab naiknya harga telur yang sudah terjadi satu minggu belakangan ini. Diduga, kenaikan harga ini diduga dipicu kenaikan harga pakan ayam di tingkat peternak.
Sementara itu, dari harga telur yang diupdate Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan UKM Kabupaten Buleleng, mengalami kenaikan untuk telur ayam ras. Dimana, dari data terbaru per 22 Mei 2023, telur ayam ras saat ini harganya Rp28.000 per kilogram, sedangkan telur ayam kampung harganya Rp39.600 per kilogram.
Kenaikan harga telur, juga dirasakan oleh pedagang nasi campur. Faiz, pedagang nasi campur di Jalan Pattimura salah satunya. Ia mengungkapkan, harga 1 krat telur saat ini mencapai sekitar Rp60.000 di pasaran. Sementara, seminggu sebelumnya hanya Rp55.000. “Naiknya secara bertahap, mulai dari Rp1.000 hingga Rp2.000,” katanya.
Dengan kenaikan yang terjadi, dirinya pun mengaku tidak bisa berbuat banyak menyikapi tingginya harga berbagai kebutuhan pokok tersebut. Dia tak mau, mengurangi porsi yang dijual. Dikhawatirkan akan berpengaruh pada penjualan. Ia hanya bisa pasrah meskipun keuntungan yang dikantongi lebih sedikit dibanding biasanya. (*)
Pewarta : Kadek Yoga Sariada
Editor. : I Putu Nova Anita Putra