Singaraja, koranbuleleng.com | UPTD Gedong Kirtya, Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng terus berupaya melakukan penyelamatan lontar dari kerusakan secara alami. Lontar-lontar yang dimiliki masyarakat diinventarisasi untuk dirawat secara berkala. Hingga Juli 2023 ini, sudah ada 7 lontar milik masyarakat yang sudah diinventarisasi oleh Gedong Kirtya.
Kepala UPTD Gedong Kirtya Dewa Ayu Putu Susilawati mengatakan inventarisasi lontar sebagai upaya menjaring informasi tentang keberadaan Lontar yang ada di masyarakat untuk dijadikan data dan referensi ilmu pengetahuan di Gedong Kertya. Jika pemiliknya mengijinkan, lontar tersebut juga akan diduplikasi.
Sejauh ini, inventarisasi lontar ini baru dilakukan di tiga lokasi, yakni di Desa Joanyar, Kecamatan Seririt, Desa Banjar, Kecamatan Banjar dan Desa Suwug, Kecamatan Sawan. Hanya saja dari sebagian besar inventarisasi yang dilakukan, kondisi lontar sudah rusak parah. Kondisi ini menyulitkan tim inventarisasi untuk melakukan pendataan.
“Di Desa Joanyar, Kecamatan Seririt. Itu lontarnya sudah rusak parah dan sulit diidentifikasi. Tim hanya bisa menyelamatkan potongan – potongan lontar yang tersisa,” kata Dewa Ayu, Selasa 11 Juli 2023.
Menurunnya, saat ini masih banyak masyarakat yang memiliki lontar warisan. Hanya saja, ada masyarakat tidak mengijinkan untuk diinventarisasi. Pendekatan persuasive pun dilakukan agar lontar-lontar yang sudah berusia itu bisa diidentifikasi.
“Dari sejumlah lontar yang kami inventaris adalah lontar yang memang diserahkan oleh para ahli warisnya. Kami hanya melakukan pendataan dan sekaligus melakukan perawatan agar keberadaan lontar itu tidak cepat rusak,” terangnya.
Hingga saat ini, pihaknya menyebut jika hasil dari inventarisasi yang dilakukan tim hanya mendapatkan lontar warisan yang umumnya juga ditemukan di tempat lain, seperti lontar umum tentang Wariga, Usada, Babad, dan Kawisesan. (*)
Pewarta : Edy Nurdiantoro
Pewarta : I Putu Nova Anita Putra