Buleleng Masuk Daerah Awas Kekeringan
Singaraja, koranbuleleng.com|Sembilan kecamatan di Kabupaten Buleleng tercatat mengalami kemarau panjang, hingga berpotensi mengalami kekeringan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun telah mengeluarkan peringatan awas.
Dalam peringatan dini iklim ekstrim potensi kekeringan per 10 September 2023, yang dikeluarkan BMKG, terlihat peta wilayah Buleleng, digambarkan berwarna merah, yang masuk dalam peringatan awas. Daerah yang masuk dalam peringatan tersebut, sudah tidak turun hujan selama 30 hari lebih.
Bahkan Kecamatan Tejakula, tercatat tidak turun hujan hingga 70 hari. Peluang hujan pun rendah, hanya 10-20 persen. Daerah yang masuk awas, disebut berpotensi mengalami kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan, personil BPBD selalu siaga untuk melakukan upaya-upaya penanganan jika ada kekurangan air bersih dan kebakaran lahan akibat kekeringan panjang ini. Dia pun mengaku telah siap untuk mendistribusikan air bersih. Mobil tangki pengangkut air bersih pun telah disiapkan, diantaranya satu mobil tangki milik BPBD, dua tangki PDAM, dua tangka PMI, dan 1 milik TNI/Polri.
Ariadi menyebut, saat ini sudah ada beberapa desa telah meminta bantuan air bersih. Yakni Desa Kaliasem, di Kecamatan Banjar, dan Desa Selat, Kecamatan Banjar. Namun, menurutnya permintaan tersebut masih bisa ditangani.
“Belum terlalu tinggi. Suplai kemarin di kaliasem hanya 1 banjar kurang lebih 10 ribu liter. Kita bantu dua tangki, setiap 2 hari sekali. Kita akan terus membangun komunikasi dengan desa-desa. Kalau kondisi ini sampai bulan November kemungkinan akan lebih banyak desa yang memohon suplai air ke kita,” ujarnya Senin, 11 September 2023.
Dengan kondisi tersebut, akan terus memantau perkembangan cuaca. Selain itu, warga pun diminta untuk bijak dan efisien dalam menggunakan air bersih.(*)
Pewarta: Kadek Yoga Sariada